Dengan kualitas foto yang lebih bagus, gambar di atas bisa dipakai untuk sampul album maupun EP band. Tentu dengan catatan kalau bersesuai dengan tema lagu maupun konsep album atau apalah terserah. Tetapi abaikan dulu soal itu. Ada yang lebih wigati: judul tulisan ini.
Cobalah Anda cermati. Melepaskan ban yang menjerat batang pohon tanpa memotong ban maka sama saja dengan lebih memuliakan ban ketimbang pohon. Sengaja saya tulis demikian sambil membayangkan posisi si pemasang ban yang tak hirau nasib pohon.
Saya tak tahu siapa pelakunya dan kapan dia memasang ban bekas. Saya menduga ban dipasang ketika pohon jambu di pinggir kali ini masih kecil sehingga ban dapat dikalungkan sampai berbaring di atas tanah.
Sejauh ini ban masih menjerat secara longgar, belum mencekik pohon. Memang sih dapat diandaikan karet ban itu elastis, sehingga kelak ketika batang membesar akan mendesak ban sampai kemudian karetnya sobek. Eh tetapi kalau ban itu kuat apakah pertumbuhan ban tidak terganggu?
Kasus pohon berkalung ban ini mengingatkan saya kepada buaya sungai di Palu, Sulteng, yang selama enam tahun berkalung ban sepeda motor. Akhirnya Tili, pria asal Sragen, Jateng, dapat menangkap si buaya kemudian menggergaji ban (2022).
Sejumlah orang, termasuk dari Australia, sudah pernah berniat melepaskan kalung ban itu. Namun jangankan menyentuh ban, menangkap buaya pun mereka gagal.