Jemuran di badan jalan menanya klinik arsitektur

Misalnya makin banyak orang tahu klinik arsitektur gratis, maka takkan ada lagi rumah tanpa tempat jemuran.

▒ Lama baca < 1 menit

Jemuran di badan jalan menanya klinik arsitektur

Saya tak bermaksud meledek orang yamg tak memiliki tempat jemuran tersembunyi. Maksud saya area jemuran yang tak tampak dari jalan. Saya tak berniat mengejek orang yang jemurannya ditaruh di pinggir jalan. Saya yakin misalnya ada opsi yang mudah pasti mereka ingin menyembunyikan jemuran.

Persoalan opsi memang tak gampang. Saya pernah menjemur kerupuk di atas bangku bakso di pinggir jalan depan rumah karena sedang tak mendapatkan sinar surya sesuai giliran musim. Saya juga pernah meminjam tembok pagar tetangga seberang rumah untuk menjemur seharian lampu baru bertenaga solar mengikuti aturan pakai.

Jika menyangkut tempat jemuran pada rumah yang sudah direnovasi, bahkan hasil membangun rumah baru setelah merobohkan yang lama, persoalannya memang penyiasatan ruang.

Jemuran di badan jalan menanya klinik arsitektur

Saya pernah menulis, ada saja rumah yang sudah menyiapkan kaveling jemuran namun kemudian tak terpakai. Misalnya tempat jemuran di lantai dua, namun integrasi alur kerja tak dipikirkan. Area cuci, termasuk mesin cuci, ada di bawah, padahal tangga ke atas terjal.

Yang belum saya singgung adalah merenovasi rumah, bahkan membangun rumah, namun area jemuran di bawah akhirnya tercaplok fungsi lain, dari kamar tambahan sampai perluasan bidang untuk parkir mobil. Lalu solusi kepepetnya adalah menjemur di pagar bahkan depan pagar.

Tantangan klinik arsitektur

Lalu bagaimana? Beruntung sekarang banyak contoh dan tip menyiasati ruang saat merombak maupun membangun rumah di media sosial, dengan foto dan video. Misalnya di Pinterest dan Instagram. Maka kini sudah lumrah kaum milenial pemilik rumah kecil memiliki skylight, suatu solusi cahaya alami yang tak ditempuh orangtua apalagi kakeknya. Hal sama berlalu pintu gerbang model belok.

Nah arah tulisan saya sebenarnya mempertanyakan fungsi klinik arsitektur, di IAI kota/kabupa maupun jurusan teknik arsitektur di perguruan tinggi sebagai bentuk pengandaian masyarakat. Misalnya layanan konsultasi gratis itu terpromosikan luas, saya mengandaikan takkan ada lagi rumah rombakan maupun baru tanpa tempat jemuran.

Tantangan klinik arsitektur

4 Comments

Junianto Rabu 17 Juli 2024 ~ 21.35 Reply

Paman betul. Tempat jemuran rumah saya di lantai dua sudah lama nganggur karena tempat cucian di lantai bawah. Sampun sepuh, capai kalau wira-wiri bawah-atas.

Yang dipakai sekarang tempat cucian di samping garasi. Tapi karena di situ kurang kena sinar matahari, apa boleh bikin, sebagian besar cucian saya cantelkan di kisi-kisi besi pagar rumah di sebelah tempat jemuran.

Pemilik Blog Rabu 17 Juli 2024 ~ 23.16 Reply

Sebenarnya kalau pakaian cukup dikeringanginkan supaya gak cepat pudar.

Banyak kok yang setelah usia kian lanjut lantas mengurangi naik turun tangga, padahal waktu usia 40-an bukan masalah 🙏

BTW bawa mesin cuci ke lantai atas juga belum tentu mudah

Junianto Kamis 18 Juli 2024 ~ 05.49 Reply

Dalam hal rumah saya, membawa naik mesin cuci tidak sulit, bahkan sudah pernah. Tapi ternyata lokasi tidak memungkinkan terkait air hujan karena tempatnya terbuka. Harus tambal sulam bagian atas. Selain itu anak saya, yang sehari-hari tinggal di lantai atas, merasa tidak aman terkait sambungan listriknya jika kena hujan.

Pemilik Blog Jumat 19 Juli 2024 ~ 21.18

Oh mekaten to 🙏

Tinggalkan Balasan