Petaka kecubung: 47 orang masuk RSJ, 2 dari mereka tewas

Ada yang menganggap tumbuhan beracun ini sebagai narkoba alternatif nan murah. Padahal amat berbahaya. Bisa mematikan.

▒ Lama baca < 1 menit

Cerita silat Kembang Kecubung karya SH Mintardja

Tentang kecubung (Datura metel), Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mengatakan, “Tanaman ini bahkan hanya diremas dan ditempelkan di dahi saja bisa menimbulkan efek tak diinginkan.”

Adapun menurut guru besar farmakologi dan farmasi klinis Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, “Bahkan, dalam dosis kecil, kecubung dapat menyebabkan efek yang serius. Tidak ada dosis aman yang telah ditetapkan karena sedikit perbedaan dalam jumlah yang dikonsumsi dapat memiliki konsekuensi yang drastis.”

Berita pekan lalu, 47 orang dalam sepekan masuk RSJ Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, Kalsel, karena diduga mabuk kecubung (¬ Kompas.id). Ada yang meracau maupun pings an. Berita itu mengingatkan saya pada pengetahuan pertama ihwal sebuah tanaman beracun saat saya SMA. Saat itu saya belum pernah mendengar ada tanaman bernama kecubung.

Infografik: bahaya tanaman kecubung

Saya mendengar nama kecubung di meja makan rumah Salatiga dari bapak dan ibu saya, karena membahas X, anak sebaya saya yang tak saya kenal namun saya kenal orangtuanya. Inti cerita, X gagal bunuh diri di LP Wirogunan, Yogyakarta, setelah mengonsumsi kecubung. Saya lupa bagian mana dari tanaman yang dia konsumsi, pun lupa bagaimana dia mengonsumsi.

Si X ingin bunuh diri karena dia depresi, menjadi napi pembunuhan. Dia terlibat karena pada suatu malam diperintah pamannya, pemilik toko tekstil di Yogyakarta yang menampung dan menyekolahkan dia, untuk ikut menggotong karung yang ternyata berisi mayat. Si paman dan komplotannya membunuh seseorang demi klaim asuransi.

Kembali ke kasus 47 pasien di Banjar, dengan korban kecubung dari pelbagai daerah di Kalsel, namun terbanyak dari Banjarmasin, ada dua orang meninggal. Keduanya pria, berusia 22 dan 44 tahun. Rentang usia semua korban 20—55 tahun.

Muji (48), warga Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, mengisahkan anak laki-lakinya yang berusia 23 tahun, “Anak sulung kami itu tiba-tiba ngomong sendiri di rumah. Diajak ngomong enggak nyambung. Dia pun asyik sendiri, seperti sedang mengecat bodi mobil, sebagaimana pekerjaannya sehari-hari.”

“Setahu kami, ada satu kawannya yang juga dibawa RSJ, lalu ada satu yang dikurung di rumah. Kelakuan mereka sudah kayak orang gila. Dugaannya karena kecubung dicampur Zenith,” tutur istri Muji, Ernawati (45).

Mabuk kecubung masssl di Kalsel

¬ Gambar: sampul Kembang Kecubung dari Serial S.H. Mintardja, infografik dari Kompas.id

Tinggalkan Balasan