Grafiti rapi mencari 8 penjuru angin Jawi

Apa sih bahasa Jawa untuk tenggara, barat daya, barat laut, dan timur laut? Dalang Ki Timbul pernah menyebutkan, tapi saya lupa.

▒ Lama baca < 1 menit

Grafiti east pada gang beton di jalan Siliwangi kanal Chandra Baru, Jatirahayu, Pondokmelati, Kobek

Setiap kali sampai di ruas gang pendek yang diapit dua tikungan itu kambuhlah rasa kagum saya karena melihat grafiti rapi di atas bidang beton. Tertulis di sana “east”. Padahal dari arah saya berdiri, dan membaca tulisan, posisi tebing itu di sebelah selatan badan saya. Memang sih tak ada tanda panah.

Tulisan rapi “east” itu mendorong saya menerka jauh. Tipografinya serius. Siapa yang bikin, apa maksudnya, dengan cara bagaimana membuatnya, dan seterusnya.

Saya sering melihat tulisan pada beton sebagai jejak torehan pada semen basah. Biasanya yang menulis tukang atau pemilik proyek. Paling lumrah berupa tanggal bulan tahun. Ukuran hurufnya pun kecil, tinggi tulisan tak sampai sejengkal.

Oh ya, biasanya rupa huruf torehan pada semen bersudut runcing. Huruf “o” dan angka “0” bisa kotak, dapat pula jajaran genjang vertikal. Tetapi tulisan “east” ini tidak. Dia bersetia dengan suatu langgam fon sebangsa art nouveau modern.

Tulisan “east” di gang itu hanya menampak sendirian. Tiada, katakanlah, “west”. Saya tak tahu mengapa tulisannya “east” dengan diawali huruf kapital.

East itu timur, wetan. Tadi, karena melewati grafiti pada beton itu, kepenasaranan saya tentang nama mata angin dalam bahasa Jawa pun mencuat lagi. Yang saya maksudkan adalah delapan arah, bukan empat arah yang cuma lor, wetan, kidul, kulon — artinya utara, timur, selatan, barat. Sejak dahulu saya penasaran, apa padanan tenggara dan barat daya dalam bahasa Jawa.

Sebelum Lebaran lalu saya tiduran siang menjelang sore sambil menyetel radio Swara Koncotani, Jogja, yang menyiarkan rekaman dalang Ki Timbul Hadiprayitno mempertunjukkan wayang kulit. Dalam kantuk saya mendengar Ki Timbul menjelaskan delapan mata angin dalam bahasa Jawa secara spesifik, setiap arah punya nama, bukan sekadar kidul wetan yang serupa southeast. Setelah itu saya lupa.

Saya mencari info delapan mata angin Jawa tak bersua. Malah menemukan delapan mata angin dalam bahasa kesukaan lain, misalnya Batak Toba dan Bali.

Grafiti east pada gang beton di jalan Siliwangi kanal Chandra Baru, Jatirahayu, Pondokmelati, Kobek

3 Comments

Budi W. Sabtu 13 Juli 2024 ~ 16.42 Reply

agneya = tenggara
nairiti = barat daya
wayabya = barat laut
airsanya = timur laut

Pemilik Blog Minggu 14 Juli 2024 ~ 12.30 Reply

Wah suwun sanget, Ki Sanak. 🙏🙏🙏🙏🙏
Seperti nama orang ya. Kalau agneya dipaksa untuk nama restoran di Jakarta.

Budi W. Sabtu 13 Juli 2024 ~ 15.59 Reply

tenggara = kidul wetan, barat daya = kidul kulon. :p

Tinggalkan Balasan