Saya tak tahu warung di pengkolan itu sudah tutup ataukah sedang tutup. Pagi tadi, saat saya lewat di depannya dalam latihan berjalan, terlihatlah bahwa warung nasi itu tidak buka. Lantas grafiti di bawah etalase itu menjawil perhatian saya. Sila baca kalimatnya dalam foto.
Siapakah yang menulis? Saya kuat menduga bukanlah si ibu pemilik warung yang anak lakinya masih SD itu. Ya, pasti vandalis yang merasa sebagai orang kreatif iseng — bukan sebaliknya.
Hmmm… episode nakal. Termasuk di dalamnya adalah episode mencoreti properti orang. Mungkin si pelaku berpikir bahwa pemilik warung tidak berkeberatan karena tak segera menutup grafiti itu dengan mengecat sekujur dinding. Si pelaku tak mau tahu bahwa cat harus dibeli.
Memang sih harus diakui grafiti liar itu bertutur, isinya mudah dicerna orang, setidaknya dari yang tersurat atau eksplisit, bukan yang tersirat atau implisit. Perlu waktu untuk menuliskan kalimat dengan teks besar menggunakan kuas, bukan cat kaleng semprot. Juga perlu niat kuat. Termasuk niat bulat man erat mengikat untuk mengakhiri episode nakal.