Lansia menikmati hidup dengan memancing gratis

Lele bisa dibeli. Tapi proses memancing yang belum tentu berhasil, dan bertemu teman sebaya, tak dapat dinilai dengan uang.

▒ Lama baca < 1 menit

Lansia menikmati hidup dengan memancing gratis

Pagi tadi yang terlihat memancing di tepian polder adalah orang-orang tua, sudah lansia. Wajar, karena mereka sudah tak bekerja. Anak-anak, bahkan mungkin cucu mereka, yang pagi tadi harus masuk kerja. Bisa juga yang muda itu bekerja mandiri membuka warung atau bengkel.

Mulanya saya melihat mereka dari luar pagar. Mereka jongkok, bersila, dan duduk berteduh di teritis rumah pompa. Ada yang memegang joran dan ada pula yang meletakkan joran, sama-sama menunggu lele menyambar umpan pada kail.

Mereka sudah tua dan masih merokok. Saya anggap tubuh mereka cukup sehat karena masih mampu berjalan kaki dari rumah untuk memancing dan bersua teman sebaya. Saya berpengandaian beberapa teman mereka tak dapat bepergian sendiri karena raganya tak sanggup. Misalnya lumpuh karena strok.

Ketika saya menanya salah seorang apakah mereka sudah beroleh ikan maka jawabannya, “Belon, hehehe…” Tentu saya tak mengusulkan daripada duduk berjam-jam lebih baik membeli lele. Persoalan utama adalah proses memancing dan bertemu orang. Memang sih untuk membeli lele harus pakai uang. Kalau memancing di polder selalu percuma — maksud saya gratis.

Berbahagialah orang yang pada masa tuanya masih punya hobi dan dapat menjalaninya.

Lansia menikmati hidup dengan memancing gratis

Tinggalkan Balasan