Obrolan para ibu ihwal kasus Hasyim Asy’ari dan sebangsanya

Rombongan kecil ibu-ibu yang bertamu ke rumah Kamsi itu riuh membahas kasus bekas ketua KPU Hasyim Asy’ari.

Topik utama membahas Hasyim sebagai pria, lalu membahas CAT sebagai pengadu ke DKPP, dan… ingin tahu sosok istri Hasyim.

“Istrinya gimana sih orangnya, Tante?” tanya Bu Cipluk Neon.

“Mas Kam kayaknya tahu. Ya kan, Mas?” kata Kamsi ke arah suaminya yang sedang membuka bingkisan di ruang sebelah.

“Ada tuh media yang nulis lengkap profil dan kariernya secara akademis,” jawab Kamso.

“Media apa, Oom?” tanya Bu Gracia Lada.

“Lupa.”

“Pelit, nggak mau berbagi info,” sahut Kamsi.

“Hmmm… Napa ya kalo ada kasus macam si Hasyim, orang pada penasaran wajah si pengadu atau korban. Setelah itu pengin tau sosok istri si teradu, kayak dikuliti, padahal istri kan nggak salah, dia punya kehidupan pribadi yang harus dilindungi. Gitu juga anak-anaknya,” kata Kamso.

“Wajar dong, Oom. Apalagi perempuan kan pengin tau seberapa cantik si cewek dibandingin istrinya pelaku,” sergah Bu Titi Liontin.

“Bukan cuma perempuan yang pengin tau kayak apa cantiknya si gacoan,” Bu Afifah Nasi Rames memotong, “Hotman Paris juga penasaran.”

Kamsi tertawa. Kamso angkat bahu.

“Soalnya,” kata Bu Tari Rendang, “kalo, si istri lebih cantik berarti suaminya kebangetan, Oom.”

“Kalo si istri kalah cantik?” tanya Kamso.

“Ya si suami tetep ter-la-luh!” sahut Kamsi.

“Padahal tadi pagi kamu nyebut aku ter-la-luh, Jeng,” kata suaminya.

Bu Ani Rafia menukas, “Terlalu itu karena Tante lebih cantik atau kalah cantik, Oom?”

¬ Gambar praolah: Republic, Unsplash