“Dua belas (ribu), Pak,” jawab Bu Warung ketika saya menanyakan harga ikan-ikan kecil per kemasan tatakan Styrofoam. Pagi kemarin saya ikut istri ke warung sekalian latihan berjalan. Selama berjalan tangan saya di bahu istri. Bukan sok pamer kemesraan dan kekompakan melainkan supaya saya tidak jatuh.
Lebih dari dua bulan silam, sebelum saya sakit, sayalah yang kadang ke warung. Namun sampai sekarang saya tak hafal harga. Nah, ketika mendapati ikan di meja warung, saya langsung teringat Susi Pudjiastuti, kini 59 tahun.
Ingatan masyarakat tentang Susi itu sama dalam tiga hal: menteri kelautan dan perikanan, mengampanyekan konsunsi ikan, dan menenggelamkan kapal pencuri ikan. Selama menjadi menteri (2014—2019), dia mengaramkan 488 kapal pencuri ikan dalam periode November 2014 — Agustus 2018.
Kapal penjarah ikan yang Susi hajar itu paling banyak berbendera Vietnam: 276 kapal. Kemudian kapal dari diikuti kapal Filipina (90), Thailand (50), Malaysia (41), Indonesia (26), Papua Nugini (2), Cina (1), Belize (1), dan tanpa negara (1).
Namun ketegasan Susi membuatnya berselisih jalan dengan menteri lain. Pada periode kedua Presiden Jokowi (2019—2024) dia tak menjadi menteri lagi. Penggantinya, Edhy Prabowo, baru setahun menjadi menteri dicopot karena korupsi.
Oh ya, ada tiga hal lagi yang diingat khalayak perihal Susi: hanya bersekolah sampai SMP (tetapi pada 2018 dia lulus ujian persamaan SMA; lihat Detik), punya tato di kakinya, dan suka merokok. Pada 2017 ITS Surabaya menganugerahkan gelar doktor honoris causa kepada Susi dalam bidang manajemen dan konservasi sumber daya Kelautan (¬ ITS News) .