Siang hingga sore nanti kawasan saya mungkin hujan. Cuaca dan iklim memang berubah karena Juli biasanya tak ada hujan. Bagus sih turun hujan karena udara lebih bersih. Namun untuk petani tanaman tertentu hujan di luar pola belum tentu baik. Meskipun demikian beberapa hari ini hujan berarti masalah bagi saya.
Masalah saya adalah talang yang bagian pangkalnya terocoh. Saya belum menemukan padanan bahasa Indonesia untuk kata Jawa trocoh. Jadi saya Indonesiakan saja sebagai terocoh. Trocoh juga bisa berarti mulut yang mudah mengumpat. Budi Warsito pernah menulis buku Trocoh (2021).
Terocoh itu bukan sekadar bocor karena air hujan dalam jumlah banyak seperti dituangkan dari tempat yang salah. Sebetulnya lebih tepat saya sebut gêmrajag atau kêrajagan. Misalnya talang dan atap.
Masalah berikutnya, saya belum bisa memanjat untuk ke musabab terocoh. Mungkin pangkal talang tersumbat daun, tetapi saya tak punya pohon tinggi. Mestinya air dari cucuran genting langsung masuk ke talang kemudian mengalir ke hilir, masuk ke pipa besar yang turun. Mungkin juga kemiringan talang berubah.
Entahlah. Itu soal nanti. Atap dan talang rumah bocor adalah hal biasa. Yang lebih menjadi masalah jika menimpa rumah kosong. Karena tak ketahuan, kebocoran kecil akan membesar. Belum lagi pintu yang dikerikiti tikus. Padahal lubang pada rumah tak terawat bisa mengundang ular, bahkan ke plafon.
Saya tak tahu apa saja yang terjadi pada perumahan bersubsidi yang dibiarkan mangkrak. Sebentar rumah dikontrakkan murah maupun mahal tetap berisiko rusak, tetapi kalau dibiarkan kosong akan lebih lekas rusak.
Banyak orang butuh rumah; kompleks dibiarkan nganggur, dijarah maling
2 Comments
dulu sempet kepikiran pakai judul ‘borot’, tapi kurang sreg karena memang nggak pas penerapannya. atap bocor kalau lama dibiarkan bisa jadi tempat tumbuh jamur, kadang di plafon, kadang merembet ke dinding, tergantung titik bocornya. cat sekitarnya yg mengelupas ataupun mlendhung2 cukup artistik untuk difoto, apalagi kalau close-up. saya sering melakukannya :p tapi jelas bikin mumet apalagi kalau kurang paham soal pertukangan. urusan sama tukang pun nggak selalu gampang.
Bener, close-upon bisa artistik. Urusan dengan tukang itu mmg nggak gampang.
BTW kata “bejat” akhirnya lebih sering kita dengar atau baca dipertautkan dengan moral ya.