Taksi terbang untuk kota besar (dan perdesaan) di Indonesia

Bandara Soeta ke SCBD cuma 10 menit dengan kuadkopter listrik. Soal infografik, kebutuhan koran dan ponsel berbeda.

▒ Lama baca < 1 menit

Intercrus Sola: taksi terbang untuk kota besar ( dan perdesaan) di Indonesia

Jarak Bandara Soekarno-Hatta, di Cengkareng, Tangerang, Banten, ke SCBD di Semanggi, Jakpus, bisa ditempuh sepuluh menit dengan naik taksi udara bertenaga listrik, Intercrus Sola. Bisa selekas itu karena jarak tempuh di udara, dalam garis lurus, cuma 18 kilometer. Bandingkan via darat sejauh 29 kilometer yang harus ditempuh 1,5 jam.

Kelak jika pesawat e-VTOL (vertical take-off landing) itu sudah beroperasi pada 2028, kemacetan Bandara Soeta ke SCBD, atau sebaliknya, bukan masalah. Bahkan transportasi di IKN kelak juga akan memanfaatkan Intercrus Sola, pesawat listrik berdaya angkut 1,2 ton, buatan kongsi PT Intercrus Aero Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia.

Intercrus Sola: taksi terbang untuk kota besar ( dan perdesaan) di Indonesia

Lalu? Saya ingin berbagi dua hal. Pertama: kelak dengan makin banyaknya drone dan pesawat listrik orbit rendah, pasti sudah disiapkan pengaturannya. Apalagi jika kawasan perdesaan menggunakannya karena jalur darat dan sungai merepotkan. Tetapi entah kenapa saya berdebar membayangkannya. Mungkin karena saya wong lawas, agak ngeri membayangkan taksi nirsopir di Cina seperti dalam video di YouTube, tetapi saya santai saja naik LRT sonder masinis.

Kedua: tak ada hubungannya dengan transportasi, infografik Kompas muncul dalam dua versi. Untuk koran berformat horizontal atau panoramis, sedangkan untuk aplikasi dan web Kompas.id berformat vertikal atau potret. Versi digital lebih ramah ponsel serta tablet. Kompas sering membuat dua versi infografik. Bagi saya itu bagus.

Makin banyak media berisi infografik juga bagus. Sayang tak semua media bersedia melakukan, apalagi media yang tak mampu menggaji awak redaksi dengan layak.

Intercrus Sola: taksi terbang untuk kota besar ( dan perdesaan) di Indonesia

¬ Infografik: Harian Kompas

Tinggalkan Balasan