Mangkuk ini baru dipakai dan dicuci sekitar sepuluh kali, namun sablonan gambar logo jenama jaringan es krim Mixue sudah bocel. Padahal barang pecah belah lain di rumah saya umumnya awet dalam hal sablonan.
Benarkah ini sablonan? Untuk mudahnya sebut saja begitu. Bahwa teknik mentransfer gambar ada sekian jenis, abaikan saja. Persoalannya adalah gambarnya tak menempel kuat.
Saya tak punya kepentingan dengan jenama Mixue, tidak diuntungkan maupun dirugikan dengan sablonan ini. Namun saya berpikir, dalam bisnis jasa tak semua pelaku berani membuat garansi uang kembali apabila kualitas pekerjaan di bawah kesepakatan. Tentu, untuk garansi ada syarat dan ketentuan dari pengusaha.
Saya membayangkan jika mangkuk macam ini memang dirancang untuk dibagikan kepada konsumen, si empunya jenama es krim cenderung tak tahu nasib sablonan barangnya di tangan konsumen.
Misalnya si pemesan bukanlah pebisnis, melainkan pasangan pengantin yang membagikan cendera mata pesta pernikahan, barang dengan kwalitet sablonan macam ini pun dapat membuahkan sesal, namun akan mempelai ketahui di kemudian hari.
Eh, kenapa kwalitet, bukan kualitas? Iseng saja. Supaya terasa jadul bin arkais.
3 Comments
Saya berkali-kali menraktir dua cucu ke sebuah kedai Mixue, tapi belum pernah tahu mangkuk yang dipotret dan dibikin konten Paman ini.
Ini mangkuk dari teman istri, seorang nyonya yang memiliki gerai Mixue 🙏
👍