Gambar perahu layar dan kapal, serta jangkar, juga pelampung, atau sekalian ditambah perahu kertas, yang diaplikasikan pada baju, celana kolor, setelan piama, topi ember, bahkan kaus kaki. Jika pakaian bermotif macam itu dikenakan pria dewasa, apakah Anda akan menganggap dia jadi anak-anak?
Bagi saya secara umum tidak. Tergantung desainnya. Kalau terlalu meriah mungkin tampak seperti busana bocah.
Tetapi jika proporsional, misalnya sebagai kumpulan ikon satu warna, dengan dicetak maupun bagian dari tenunan atau bordir, bagi saya tak tampak sebagai perlengkapan anak.
Dunia kebaharian menurut kesan saya bercitra maskulin. Padahal dalam praktik ada nakhoda perempuan dan pelayar perempuan. Maka beberapa elemen pengarungan segara pun menjadi simbol produk untuk pria. Coba ingat, apa saja logo produk fesyen yang menerakan ikon perahu layar.
Mainan anak laki, termasuk permainan peran, biasanya seputar dunia militer dan transportasi. Entahlah, mungkin hal itu hasil konstruksi sosial juga. Nah, dalam transportasi ada darat, laut, dan udara. Pelayaran adalah laut. Saya dan adik saya waktu masih bocah sering menjadikan tempat tidur sebagai kapal. Selimut jadi atap. Aneka barang masuk ke kapal.
Lalu? Yang saya foto ini adalah celana kolor dengan motif hasil cetak.