Onde-onde jayus dalam khazanah Indonesia

Bagaimana cara menempelkan wijen ke kulit onde-onde? Semua orang tahu jawabannya. Yang penting jayus sudah masuk KBBI.

▒ Lama baca < 1 menit

Misteri wijen dalam pembuatan onde-onde versi jayus

Ketika saya kelas dua SMP dan Pak Guru mengulangi dobosan lawas tentang kehebatan orang Indonesia di mata ilmuwan Barat, saya hanya tersenyum. Teman sekelas banyak yang tertawa saat Pak Guru bilang, orang mancanegara takjub dan penasaran terhadap ketelatenan orang Indonesia menyematkan wijen satu per satu pada onde-onde. Mereka sudah tahu dagelan itu namun tetap tertawa.

Saat masih SD saya sudsh kenyang dengan folklor onde-onde itu, dari dalam kelas saat pelajaran maupun dalam pergaulan serta tuturan kerabat berusia tua, pakde bude, simbah dan simbah. Hmmm… menempelkan biji wijen satu demi satu, mulanya lucu juga.

Misteri wijen dalam pembuatan onde-onde versi jayus

Jika pengalaman masa lalu itu saya bingkai dari kacamata hari ini, ajaib juga karena dahulu belum ada YouTube maupun TikTok, tetapi setiap orang — tepatnya: setiap anak — tahu bahwa wijen dalam pembuatan onde-onde tidak disematkan satu per satu.

Pada awal 2000-an, ketika azan magrib bergema dan kawan-kawan menyantap gorengan sebagai takjil buka puasa, ada onde-onde juga, seorang anak mengulang misteri penempelan wijen. Semua orang tertawa masam saat beberapa mulut kompak menanggapi, “Jayuusss…”

Misteri wijen dalam pembuatan onde-onde versi jayus

Saya tahu istilah jayus pada akhir 1990-an. Barusan saya cek di KBBI, ternyata kata jayus sudah diserap menjadi lema bahasa cakapan. Entah sejak kapan. Akronim gabut, yang bermula dari dunia kerja — dari kata “gaji buta” — juga sudah ada dalam KBBI.

Dalam ungkapan lama, “Kalo PGPS¹, mending makan gabut aja.” PGPS ini abreviasi arkais untuk “pintar goblok pendapatan sama”. Di kemudian hari, oleh milenial singkatan itu menjadi “pendapatan government pemikiran swasta”. Eh, Jangan-jangan kata jayus sudah dianggap usang.

Misteri wijen dalam pembuatan onde-onde versi jayus

¹) Peraturan Gaji Pegawai Sipil (PP 01 Tahun 1968)

2 Comments

Budi W. Rabu 5 Juni 2024 ~ 06.36 Reply

tahun 2020 kemarin ada netijen endonesa yg beneran menghitung jumlah wijen onde-onde, dengan cara mencomotinya satu per satu. :)) onde-onde berakhir gundul, dan informasi superpenting pun didapatkan: “1 onde ukuran normal = 672 butir wijen”

Pemilik Blog Rabu 5 Juni 2024 ~ 12.18 Reply

Wow! 👍👏💐

Tinggalkan Balasan