Merimbang mata keranjang

Kata rimbang tak ada dalan Bausastra Jawa maupun KBBI. Tapi orang tahu, gelas rimbang adalah mangkuk pencuci mata, dengan boorwater dan lainnya.

▒ Lama baca < 1 menit

Rimbang merimbang mata keranjang

Selama ini saya salah, mengira rimbang adalah kata baku dalam bahasa Jawa. Setelah saya cek di Bausastra Jawa Poerwadarminta ternyata kata itu tidak ada. Rimbang adalah kata kerja, berarti mencuci mata dengan gelas rimbang berisi cairan.

Di KBBI V, kata rimbang juga tidak ada. Yang ada kata rembang dengan sekian arti. Rembang tengah hari kira-kira berarti siang pas tegak matahari di atas kepala. Adapun rembang petang, kata kamus, berarti menjelang sore. Sedangkan rembang mata berarti “sangat suka akan perempuan; mata keranjang”.

Meskipun kata rimbang seperti tak diakui, jika Anda mencari gelas rimbang di mesin pencari pasti ada yang menjual. Ini barang jadul, berbahan gelas tebal, bisa menutup kelopak mata, dahulu ada di setiap keluarga. Empat puluh tahun silam saya pernah belekan, diobati ibu dengan merimbang mata saya memakai rebusan daun sirih beberapa kali sehari.

Gelas rimbang: Rimbang merimbang mata keranjang

Rimbang juga bertaut dengan istilah arkais, sampai saya mengira barangnya sudah tak ada di pasar: boorwater. Ternyata cairan berbahasa Belanda, mengandung asam borat, untuk membersihkan mata, itu masih ada. Harganya murah.

Boorwater demi kesehatan mata keranjang

Soal rimbang merimbang, sudah likuran tahun, oh hampir tiga puluh tahun, saya tak melakukan. Dahulu biasanya saya memakai Optrex Eye Wash, tentu tidak setiap hari, sudah ada gelas rimbangnya (eye bath) dari plastik. Ternyata kini Optrex mahal harganya, sekitar Rp180.000 (300 ml). Untung ada Rohto Eye Flush, sekitar Rp35.000 (150 ml).

Lho buat apa saya merimbang, apakah demi rembang mata? Untuk mata kiri yang mudah kering karena kemarin-kemarin sulit terpejam maupun berkedip karena separuh wajah lumpuh. Sumber masalah adalah saraf rusak akibat sengatan virus.

Waspadai serrrr di kepala apalagi disusul plenthing di telinga

¬ Pemutakhiran (Senin, 3/6/2024, 13.22): Ternyata saya lalai memeriksa Bausastra. Menurut komentar Budi Warsito, yang benar adalah “rambang”, dan kata itu ada dalam Bausastra.

Yang benar itu merambang mata, bukan merimbang mata

2 Comments

Budi W. Senin 3 Juni 2024 ~ 10.29 Reply

waktu saya kecil bapak saya sering memakai kata ‘rambang’. “ayo le, gek ndang dirambang mripate,” segera tiap kali saya kelilipan debu. seingat saya beliau lebih merekomendasikan merendam mata ketimbang meniupnya. barusan saya jadi ikut ngecek juga di baoesastra, ada kata ‘rambang’, diartikan salah satunya sebagai ‘ngoembah mata sarana diêkoem ing banjoe’ (poerwadarminta, 1939, hlm. 518). semoga mata kirinya juga badannya lekas kembali pulih mas.

Pemilik Blog Senin 3 Juni 2024 ~ 13.12 Reply

Wow! Matur suwun untuk rambangnya. Akan saya masukkan ke dalam pemutakhiran konten termaksud 😇

Tinggalkan Balasan