Botol cempluk Aqua

Botol cempluk Aqua Cube disukai ibu-ibu tetamu karena katanya lucu. Gampang dimasukkan tas. Tapi lebih mahal dari Aqua Cup.

▒ Lama baca < 1 menit

Botol cempluk Aqua Cube disukai ibu-ibu tetamu karena katanya lucu

Saya termasuk telat mengetahui air botolan Aqua Cube. Kok bisa? Keluarga saya sudah jarang membeli air botolan. Aqua gelas pun kami beli untuk berjaga-jaga. Selebihnya kami punya botol minum untuk di rumah maupun bepergian. Tentu minum dari gelas dan cangkir juga masih.

Perihal Aqua Cube dalam botol cempluk 220 ml ini saya ketahui saat saya masih sulit keluar dari kamar. Akhirnya dari aplikasi Alfagift saya pesan satu boks isi 24 botol sekalian memesan Aqua galon.

Hubungan sulit keluar dari kamar dan Aqua cempluk? Saat air dalam botol harian saya habis, padahal semua anggota keluarga sedang sibuk, tak ada yang mengisikan air untuk botol saya di dispenser lantai bawah. Maka saya memesan Aqua botolan. Tetapi karena mata belum jelas membaca aplikasi, yang saya klik ternyata si cempluk.

Memang sih, dari segi harga si cempluk lebih mahal. Satu boks karton isi 24 botol harganya Rp47.900. Artinya kita mendapatkan total 5.280 ml, alias 5,2 liter. Sedangkan untuk Aqua Cup 220 ml, per boks isi 48 gelas harganya Rp45.900 — artinya kita beroleh 10.560 ml, dua kali lipat Aqua Cube.

Tetapi Aqua cempluk memiliki kelebihan: sebagai botol dia lebih mudah dibawa, dimasukkan ke dalam tas setelah diminum, jika dibandingkan Aqua gelas yang merepotkan. Itulah keunggulan desain kemasan yang bersesuai dengan kebutuhan konsumen.

Kerepotan menjamu tamu dengan air dalam kemasan adalah menangani sisa. Diberi botol isi 330 ml saja belum tentu habis, apalagi yang lebih besar, tetapi sisanya hanya dapat kita pakai menyirami tanaman. Kita meminta tamu membawa pulang botol yang masih berisi memang bisa, namun tergantung kualitas hubungan kita dengan tamu.

Sedangkan untuk tamu, yang ingin menjenguk saya namun saya belum dapat saya temui¹, botol cempluk ini laris. Tanpa dipersilakan pun mereka dengan senang hati membawa pulang.

Tuan dan nyonya rumah lega, karena yang menjadi pembuang sampah plastik adalah orang lain. Eh, tetapi ada pembenar bernama mekanisme sosial dalam daur ulang: pemulung. Saya, saat sehat, mewadahi semua jenis botol plastik ke dalam wadah, kemudian saya serahkan kepada seseorang, kadang saya yang ke rumahnya.

Ihwal botol bersisa minuman, kalau saya sih selalu membawa pulang botol minuman yang masih ada isinya. Sayang jika air yang didapat dengan membeli kita sia-siakan, padahal banyak orang kesulitan air bersih.

¹) Saya saat itu tidak keluar dari kamar karena belum kuat, apalagi harus naik turun tangga, dan virus belum terbasmi habis, bisa menulari tamu yang sedang lemah

¬ Bukan tulisan berbayar maupun titipan

Waspadai serrrr di kepala apalagi disusul plenthing di telinga

Tinggalkan Balasan