Mereka tetap pacaran tanpa menjadi lansia

Miki Tikus, Donal Bebek, dan Unyil itu sama: muda terus. Tapi Unyil tidak berpacaran. Nasib mereka sama: pernah disalahgunakan.

▒ Lama baca < 1 menit

Mendapati tisu basah dengan lokajenama Alfamart, co-branding dengan karakter Miki Tikus dan rombongannya dari Disney, saya kembali teringat tulisan terdahulu tentang kecocokan karakter dengan segmen konsumen.

Gampangannya, para ortu dari generasi milenial dan barisan awal generasi Z mungkin masih ingat Miki dan Mini Tikus, serta Donal dan Desi Bebek. Tetapi anak-anak mereka saya duga lebih akrab dengan karakter Disney lainnya, bahkan yang bukan Disney. Bukan karakter Miki sejak zaman Sumpah Pemuda.

Miki dan Mini, serta Donal dan Desi, itu serupa Unyil: tak pernah menjadi tua. Ada kisah berulang tahun, tetapi tanpa resolusi menolak tua pun mereka tak akan menjadi lansia. Selalu belia. Unyil tetap bocah SD, padahal beberapa penontonnya sudah menjadi profesor.

Miki, Mini, Donal, dan Desi tetap muda-mudi dewasa, pacaran melulu, tanpa pernah menikah maupun hidup bersama. Merdeka nian. Dalam sudut pandang Indonesia: apakah karena dua pasangan abadi itu tak punya orangtua?

Lalu tentang penerapan jenama untuk produk lain? Dulu banyak kue dan roti memakai merek Unyil — termasuk di Togaten, Salatiga, Jateng — tanpa peduli hak atas kekayaan intelektual.

Hal serupa terjadi pada Mickey Mouse & Friends. Aneka produk memakai karakter mereka dengan enteng. Bahkan toserba besar di Semarang, Jateng, milik orangtua Alvin Lie, pun sempat memakai nama Mickey Mouse, lalu diganti Mickey Morse, setelah diperingatkan oleh pemilik merek.

Oh ya, kalau stiker Tom & Jerry bagaimana?

Tinggalkan Balasan