Ada nuansa jingga dalam ranjang saya saat sehat maupun sakit. Lihat gambar. Sebelah kiri, besar, itu bantal. Di sebelah kanan atas, melintang, adalah guling. Lalu di bawahnya adalah selimut terlipat. Adapun yang menjadi alas adalah seprei. Tingkat kejinggaan setiap benda itu berbeda-beda.
Jingga adalah oranye. Tetapi saya pernah ditertawakan beberapa orang muda karena tampak sebagai orang antik, mengucapkan oranye, bukan orange yang dilafalkan orén, lebih mudah di lidah ketimbang orénj.
Tentang warna jingga. Saya lebih dari sekali menerapkan kata itu dalam tulisan. Ternyata ada yang tak paham. Tak hanya seorang.
Jika saya menyalahkan sekolah dalam perkara oranye dan jingga, tentu para guru akan marah karena hidup kebahasaan seseorang tak hanya dibentuk di dalam kelas yang cuma beberapa jam sehari. Tetapi banyak guru pelajaran apa pun yang lebih akrab dengan orén ketimbang oranye.
Orange menjadi opsi warna produk dalam pelantar belanja daring. Tertulis demikian: orange. Adapun orén berlaku dalam percakapan lisan di toko, dari toko kue sampai toko cat — tukang bangunan pun lebih paham orén daripada jingga. Orange dan orén tersebutkan secara tertulis maupun lisan dalam keseharian.
Kembali ke amben saya, tampaklah unsur Belanda. Kita menyerap kata oranye dari bahasa Belanda oranje (“j” dibaca “y”). Selain berarti jingga, oranje juga menjadi nama wangsa, diawali oleh Willem van Oranje, artinya Willem dari Oranje, pada 1544.
Lalu Oranje itu apa? Nama kadipaten di wilayah Prancis pada zaman Kekaisaran Romawi, dibentuk abad XII, dengan nama lokal Principaute d’Orange. Keluarga Nassau menjadi pemimpin di sana. Kemudian nama dinasti itu menjadi Oranje-Nassau.
Demikian ringkasan kurang jelas ihwal fragmen dunia menak Eropa. Boleh dianggap tak penting bagi kita, bekas jajahan Walanda. Langsung lompat, oranye adalah warna Belanda. Dalam sepak bola, Kesebelasan Oranye adalah Belanda.
Tadi saya sebut unsur Belanda dalam amben saya. Maksud saya, selain warna adalah guling. Ya, guling dalam bahasa Inggris selain disebut bolster juga dijuluki Dutch pillow bahkan Dutch wife. Adapun go dutch adalah makan bayar sendiri-sendiri, bukan berpatungan.
3 Comments
Yarwe-yarwe kalau di Solo. Bayar dewe-(mbayar) dewe alias makan mbayar sendiri-sendiri, bukan patungan, pun bukan ditraktir.
Angkatan lawas bilang BS. Bayar sendiri. Kayak orang kantor makan siang bareng di warung.
Besok kalo saya ketemu Lik Jun di Selat Mbak Lies harus gimana?
Saya mintakan diskon. 😄