Kartu nama yang Anda terima, masih ada?

Saat berhenti dari tempat kerja terakhir, 2019, karena produksi disetop, dan jenama usaha juragan tamat, saya masih punya dua kotak kartu nama. Bisa begitu karena saya jarang berurusan dengan orang luar untuk urusan dinas. Tak ada tukar menukar kartu nama. Stok kartu nama itu kemudian saya proses dengan perajang kertas.

Merajang kartu nama juga saya lakukan saat keluar dari tempat kerja sebelumnya, 2007, karena kartu yang itu tak saya perlukan lagi. Bedanya dari tempat kerja terakhir, dahulu kartu nama sering terpakai karena saya bersua orang luar untuk urusan dinas. Saya menyerahkan kartu nama dengan dua tangan, agak menjura takzim, bukan berdiri tegak membusungkan dada sambil mengangkat dagu.

Sekeluar dari gawean 17 tahun lalu itu saya bikin kartu nama pribadi dengan alamat rumah. Saya batal mencantumkan nomor faksimile karena pikiran waras menggamit saya untuk tak membeli peranti itu.

Nyatanya kartu nama itu jarang terpakai, karena saat bertemu orang, apalagi kenalan baru, saya cukup bertukar nomor ponsel.

Kini, untuk Anda yang masih bekerja maupun buka usaha sendiri, atau malah tidak bekerja lagi, apakah apakah Anda masih menerima kartu nama dari orang?

Jika masih, Anda apakan kartu-kartu itu setelah Anda memindainya untuk menyalin ke ponsel?

Saya memusnahkan kartu-kartu nama orang dalam dua boks khusus dengan penyekat, sekeluar dari perusahaan pada 2007, itu justru pada 2018. Boks kartu nama alfabetis itu tersangkut bersama barang lain dalam dus, dan saya temukan ketika menata gudang. Sebelas tahun business cards itu tak saya jamah apalagi baca.

¬ Gambar praolah: Picsart, Unsplash