Terkabarkan oleh Serambinews.com, Jumat kemarin (5/4/2024), “harga emas di Banda Aceh hari ini Rp 3.650.000 per mayam belum termasuk ongkos buat” .
Silakan mengejek saya. Apa boleh buat, saya akui bahwa saya belum pernah mendengar satuan berat dalam mayam. Kalau kati saya pernah tahu, waktu SD, itu pun dari bacaan lama pra-EYD, mungkin saya belum masuk TK.
Adapun satuan berat bungkal, saya menjadi teringatkan lagi saat mencari lema mayam dalam KBBI V. Bungkal pun dahulu saya kenal dari bacaan lama tanpa paham itu berapa gram.
Menurut kamus, 1 mayam sama dengan 1/16 bungkal. Sedangkan 1 bungkal setara ½ kati. Lalu 1 kati = 6¼ ons. Jadi, 1 mayam berarti berapa gram anak-anak? Selesai tidak selesai sekarang dikumpulkan¹.
Adapun ons yang disebut oleh KBBI berbeda makna dari ounce (oz) dalam bahasa Inggris, karena 1 ounce setara 28,35 gram. Sedangkan ons yang kita kenal, 1 ons = 100 gram, berasal dari bahasa lama Belanda.
Orang di luar Belanda menyebutnya Dutch ounce. Pada 1937, Pemerintah Negeri Belanda, melalui Badan Metrologi — bukan meteorologi —yang mengadopsi metriek stelsel sudah menghapus ons versi lama mereka. Namun di bekas tanah jajahan, yakni Indonesia, 1 ons adalah 100 gram masih berlaku hingga hari ini dalam keseharian, misalnya di warung.
Kembali ke mayam, bagi saya menarik bahwa dalam praktik keseharian satuan berat emas itu masih berlaku. Saya pun membatin, berapa mayam emas yang dahulu disumbangkan oleh rakyat Aceh pada awal kemerdekaan, 1948, untuk membelikan pesawat bagi pemerintah di Jakarta? Pesawat Dakota DC-3 RI 001 itu dinamai Seulawah, artinya gunung emas.
Saya tak tahu apakah di bagian lain Sumatra satuan mayam untuk emas masih dipakai. Sejauh terendus mesin pencari, mayam emas selalu datang dari berita Aceh. Pasti sekarang emas ditimbang dengan dacin digital. Eh, apa, dacin? Itu apanya neraca?
Apakah Anda pernah mendengar mayam?
¹) Menurut sejumlah versi sejarah, emas yang disumbangkan rakyat Aceh, untuk membeli pesawat, mencapai 20 kg
2 Comments
saya baru dengar ada unit satuan mayam, bungkal, dan kati, paman..
Memang itu istilah arkais kok, Zam. Wajar kalo banyak yang gak tau.