Rumah ini nggak ada yang ngurus, setelah Bu Itu meninggal, anak-anaknya tetap di luar kota, malah ada yang di luar negeri, kata Istri saat berjalan pagi ke warung bersama Suami.
Lalu topik berganti, Istri katakan pagi itu tak dapat berbelanja banyak karena Harga-harga naik semua.
Suami mengikuti tarikan tangan istri untuk berjalan melipir supaya terteduhi pohon dan bayangan atap bangunan yang mereka lewati.
Begitu banyak yang mereka obrolkan, sesekali membalas sapaan tetangga yang melintas dengan naik sepeda motor.
Bukan hal istimewa. Berjalan kaki, meskipun tak rutin, memberikan lebih banyak kesempatan untuk ngobrol. Menyodorkan kesempatan kepada mata untuk mengamati sesuatu, jika perlu memelankan langkah, atau malah berhenti sejenak. Andaikan mereka naik mobil hal itu sulit terwujud, apalagi jika salah satu yang tak menyetir langsung menatap layar ponselnya.
Bagi sebagian pasangan, jalan kaki pagi adalah kemewahan karena ada saja kendalanya, atau selalu ada dalih pengelaknya.
Jalan kaki berdua bisa juga tanpa banyak obrolan karena setiap pasangan selalu mengalami saat malas berbicara karena suatu hal. Wajar. Manusiawi. Kecuali keduanya sadar harus mengemas citra diri sebagai pasangan rukun mesra.
Apakah setiap pasangan harus membebani diri dengan peran bersama sebagai rujukan bagi orang lain?
4 Comments
saya dan istri beberapa kali melakukan ini. memang benar sebuah kemewahan. ngobrol sembarang dari yang remeh temeh sampe yang berat macam topik politik.
orang sini juga banyak yang melakukan. apalagi lingkungan mendukung. bisa ke taman, atau sekadar di sekitar.
bahkan ada kata untuk merujuk kegiatan ini: Spazierengehen.
Wah ada istilah khususnya π
Saya tak pernah berjalan kaki bersama istri pada pagi hari, seringnya pada malam hari — hampir tiap malam. Tersebab, kalau malam saya jemput istri ke kedainya lalu berjalan bersama pulang ke rumah yang berjarak hanya sekitar 75 meter (selang delapan rumah tetangga). Rumah dan kedai dekat tapi beda gang. Pembicaraan saat pulang biasanya ya ngrasani tonggo yang rumahnya kami lewatiπ atau tentang kejadian di kedai.
Jalan bareng ya ngobrol, kecuali sama-sama capek atau sakit gigi π