Maka untuk sementara kita simpulkan bahwa Michelin juga membuat sapu lidi. Serupa Khong Guan juga bikin rengginang dan kerupuk bawang, atau Coca-Cola memproduksi BBM. Michelin, dengan cara eja ala Prancis seolah terdengar oleh kuping Jawa sebagai mi-sye-lang, adalah produsen ban dari negeri Parangakik sejak 1889.
Itu kesimpulan saya tadi pagi saat menjumpai sebuah sapu lidi yang gagangnya terbalut pita plastik Michelin seperti bungkus ban baru.
Rupanya sudah lumrah bahwa cara untuk memperawet gagang sapu lidi adalah dengan membebatkan plastik. Akan lebih tahan cuaca. Termasuk cuaca hati pemarah yang gampang mengamuk dengan meraih sapu lidi.
Jadi, keheranan saya kemarin, karena melihat gagang sapu lidi terbungkus plastik, itu tak bermutu. Anda pasti memaafkan saya.
Lalu bagaimana cara orang dulu, misalnya simbah saya, memperawet gagang sapu lidi? Seingat saya mereka memilih gagang yangg kuat, dari bambu maupun batang kayu kecil yang belum tentu lurus dan rata. Mungkin karena mereka belum mengenal Michelin. Besok mungkin ada sapu lidi cap Pirelli.
2 Comments
sapu ini layak dapat Michelin Star!
Aha! 😁👍