Di sekitar Anda, warga Jabodetabek, sangat mungkin ada warung Madura. Artinya warung pracangan yang dimiliki oleh orang Madura. Secara tipikal, warung-warung tersebut memiliki dua ciri khas.
Pertama: buka sampai larut malam, bahkan tutup setelah hari berganti. Malah ada yang 24 jam. Dari rokok, kopi sasetan, mi instan, sampai beras tersedia.
Kedua: beras jualan dipampangkan dalam kotak kaca berangka aluminium. Umumnya warung lain, jam berapa pun rentang waktu operasionalnya, mewadahi beras dalam kotak kayu.
Saya tidak tahu mengapa umumnya begitu. Pernah menanya dua pemilik warung Madura, jawabannya hanya tersenyum. Ketika saya tanyakan apakah agar berasnya terlihat oleh pembeli dari depan, masih ada atau tinggal sedikit, mereka mengiakan sekadarnya.
Soal tulisan harga beras pada kotak kaca, yang lebih rendah dari harga hari ini, mohon Anda maklumi bahwa ini foto 24 Januari lalu, pukul 18.08. Hari sudah temaram, lampu warung belum menyala, saat saya memotret tak terlihat ada orang mengamati saya. Barusan foto itu saya temukan terselip dalam ponsel saya.
Terlalu banyak foto jepretan sendiri dalam ponsel saya. Anda juga?
5 Comments
Menurut beberapa konten di media lokal, banyak warung Madura di Solo. Tapi saya belum pernah mengetahui langsung. Di lingkungan saya, tidak ada.
Nah suatu saat pasti bersua
Media lokal menulis tentang warung Madura, tapi teks foto tak sebut lokasi, hanya, misalnya : sebuah warung Madura di Solo. Sebagian besar tak ada wawancara dengan penjual, wawancaranya dengan “pakar” tentang mengapa warung-warung Madura berhasil menginvasi banyak kota, termasuk Solo.
Itu belum tergolong foto berita krn gak ada 5W+1H.
Bahkan sebagai foto ilustrasi, ataupun foto berita dengan kapsi lengkap bisa dimuat ulang krn di dalamnya ada tanggal, bulan, tahun pemotretan. 🙏
👍