Saya tertarik membaca berita di Kompas hari ini (29/2/2024) karena dua hal, yaitu godaan judul dan foto penyerta laporan. Judul padi lesus bikin penasaran. Foto orang-orangan sawah mengesankan saya.
Sejauh saya ingat, jarang saya melihat orang-orangan sawah tampil menonjol dalam komposisi sebuah foto berita. Saya membatin apakah anak-anak kota sekarang masih tahu orang-orangan sawah?
Oh, tentu banyak yang tahu, setidaknya dari buku pelajaran, cerita guru, dan konten media sosial. Bahkan ada lagu “Orang-orangan Sawah” dan tarian bebegeg. Selain itu juga wisata edukasi bertema pertanian.
Acara seni di tempat terbuka yang melibatkan orang-orangan sawah juga ada. Misalnya festival orang-orangan sawah.
Orang-orangan sawah selain ada di Indonesia juga ada di negeri lain, karena sawah dan ladang harus diamankan dari hama burung. Bahasa Inggris menyebutnya scarecrow.
Orang-orangan sawah dalam foto Kompas adalah versi minimalistis, hanya berupa kaus oblong. Entahlah apakah kawanan burung dapat terkecoh saat kaus tertiup angin.
Tentang foto orang-orangan sawah ini, konten versi bukan e-paper maupun versi web di Kompas.id tak memuatnya. Padahal versi non-koran ini berisi lima foto; bandingkan dengan versi koran yang hanya satu foto. Jangan-jangan editor foto versi koran dan digital berbeda selera.
Lalu padi lesus itu apa? Laporan tersebut mengutip kalangan petani beras organik. Beras mereka tahan pelintiran angin lesus atau puting beliung. Saya menduga, si puting lesus takut kepada kaus yang dikibarkan di sawah.
5 Comments
Pajanan….
Lhaaa…
Baru sekarang tahu pajanan.
Di posting lawas juga ada pajanan kan? Ilmu komunikasi dan ISKI sudah menggunakannya pada 1980-an.
Njenengan juga komen 🙏
https://blogombal.com/2023/09/18/udara-kotor-peristilahan-dan-media-sosial/
Waduh, saya memang pelupa.🙈 Tempo hari saya baca kata pajanan di intro konten ini, saya langsung buka KBBI….