Telat, saya baru tahu ada obat batuk cap Wybert, terbikin oleh PT Tempo Scan. Saya meminumnya dengan air panas dalam gelas. Maklumlah saya jarang flu dan batuk, bahkan selama dua tahun pandemi hanya batuk pilek sekali. Sudah beberapa tahun saya tak minum obat flu karena setiap kali terasa my body is not delicious, saya memilih rehat.
Malah saat masih ngantor saya minta izin kerja remote di rumah. Obat sakit kepala? Entah sudah berapa tahun ya saya tidak minum itu. Maka ketika saya batuk dan nemu obat batuk Wybert saya pun takjub. Setahu saya pastilesnya sulit dicari, namun di Halodoc ada. Di blog Onokuno kaleng bekas Wybert sudah laku.
Ingatan ikonis saya tentang Wybert adalah orang mendongak mengap siap mencaplok butir pastiles jajaran genjang. Kenapa Wybert mengesankan saya waktu kecil, begitu pula Palitol, pun Valda (yang mengilhami Alba), karena kaleng tipis yang mudah saya dapatkan dulu hanya itu. Untuk mainan. Adapun jenama Pagoda itu menyusul Wybert.
Betul kesimpulan Anda yang tergolong milenial dan yang lebih belia: Wybert adalah produk ikonis wong tuwรจk โ termasuk saya. Salah satu ingatan saya tentang kaleng Wybert adalah ketika ada anak menengkurapkan tutup ke lantai lalu menggesekkannya. Telinga saya tersiksa.
Maka jawaban untuk judul pos ini jelas: barang siapa masih ingat pastiles Wybert berarti kaum tua yang gemar bernostalgia karena ingatan masih agak terawat.
ยฌ Bukan posting berbayar maupun titipan
5 Comments
Tes dulu.
Ah legaaa, saya gak tahu Wybert, Mas. Jadi bisa menarik kesimpulan berarti saya belom tua. Legaanyaaa ๐ ๐๐คฃ
Itu pastiles era papah dan mamah Mbak Uril ๐
“Permen” Wybert dan merek-merek sejenis, rasanya tidak enak.๐
Anak kecil suka permen manis. Maka namanya dalam bahasa jadul mbanggula atau kembang gula atau gula-gula.
Kalo permen, dari kata peppermint, memang pedas semriwing. Pada zaman Bapak saya kecil, istilah permen dan kembang gula itu dibedakan.
Berarti Lik Jun gak doyan Davos ya? ๐
Davos ogah. Mentos mau.๐