Dalam sore gerimis sisa hujan itu seorang pekerja warung pecel lele dan ayam geprek sedang meracik bahan. Saya tak tahu wajahnya, hanya melihat punggungnya. Nah, tulisan pada punggung kaus itu menarik perhatian saya: disappointed but not surprised.
Kecewa tanpa terkejut, karena sudah menduga, itu hal biasa dalam kehidupan. Misalnya karena sudah pesimistis sekaligus skeptis terhadap kesebelasan favorit. Atau bisa juga terhadap pasangan capres pilihan. Eh bisa juga, misalnya bekas pendukung terhadap Jokowi pasca-putusan MK: apapun yang terjadi setelah itu tak bikin kaget. Cuma menambah pelor untuk memperolok.
Tentang kekecewaan, saya belum mencari tahu adakah lagu terkenal yang liriknya memuat “disappointed but not surprised“. Tetapi saya ingat penggalan lirik “mendaki gunung kekecewaan” dari lagu Mus Mujiono. Entahlah akhirnya si pelantun sampai puncak atau tidak.
Ihwal judul lagu itu saya sering lupa, namun belakangan ingat: “Arti Kehidupan” (Yang Pertama, 1990). Penggalan lirik yang lain sungguh bersihir gombal namun catchy dan mengundang penonton di pentas apa pun untuk sing-along: “engkau bukan yang pertama tapi pasti yang terakhir”. Halah.
2 Comments
Kalau pemuja Joko Widodo (awalnya) pasti “kecewa sih, dan sangat kaget!” (Pakai tanda penthung).
Lha ya itu 😂