Matematika telur ayam yang antara penting dan tak penting

Apakah pejabat yang sering menanya pedagang pasar tahu berapa jumlah telur per kilogram? Anda pun mungkin tak tahu.

▒ Lama baca 2 menit

Harga telur ayam negeri di Superindo Jatikramat Kobek

Iseng saya amati label harga pada tas keresek kantong telur ayam negeri. Angka besar yang tertulis adalah Rp29.675. Adapun angka rupiah yang lebih kecil menyebutkan Rp26.450 — ternyata itu harga per kilogram.

Dua hari sebelum Natal, harga telur per kilogram di warung dekat rumah adalah Rp30.000. Saya tak menghitung setelah membayar Rp60.000 dapat berapa butir. Yang saya tahu, ambalan telur di kulkas berkapasitas 16 butir.

Jumlah butir ini penting. Umumnya, satu kilogram telur berisi 15—17 butir. Taruh kata telur sebelum Natal itu Rp30.000/kg berisi 17 butir, maka harga per butir Rp1.764.

Sedangkan harga hampir Rp30.000 (nilai pas: Rp29.675) dalam foto utama, yang saya anggap harga satu kilogram, padahal 1,122 kilogram, dari membeli di Superindo, berisi 18 telur. Jadi harga per butir adalah Rp1.648. Kalau saya bulatkan Rp30.000, per butir Rp1.666.

Harga ayam negeri di Alfamart melalui aplikasi Alfagift

Di Alfagift hari ini, yang telurnya dijual per butir, harganya Rp3.000. Kalau beli sepuluh — dan memang langsung terisi angka sepuluh, dua puluh dst. — harga per butir Rp2.800. Artinya bayar Rp28.000 cuma dapat sepuluh. Bandingkan dengan bayar Rp30.000 dapat 18. Tetapi di Alfagift ada diskon, sehingga harga per butir Rp1.990.

Untuk harga telur per kemarin (Jumat, 29/12/2023), yang saya tengok pagi ini di Podomoro Feedmill, harganya bervariasi karena tergantung lokasi.

Harga telur ayam bukan ras di beberapa daerah

Lantas apa masalah saya? Tidak ada. Saya geli bahwa selama ini saya seperti mengabaikan tiga hal:

  • Tak mungkin menjual telur pas satu kilogram karena berat tiap butir berbeda
  • Saya tak pernah membandingkan jumlah telur dari setiap kilogram yang saya beli
  • Saya belum pernah menimbang ulang telur yang saya beli karena memercayai penjual

Kemudian dari tiga hal barusan, apa moral ceritanya? Saya menganggap harga dalam angka pecahan itu tidak penting karena lebih utama angkat bulat, misalnya Rp27.000 dan Rp31.000.

Kenapa tak penting? Dalam pembayaran tunai, harga versi supermarket, yakni Rp29.675, takkan mungkin beroleh uang kembalian dengan nilai akurat.

Akibat nilai rupiah yang merosot, kita hanya bersedia menerima pecahan Rp500. Memang sih, dengan pembayaran nirtunai tak masalah. Di lingkungan saya ada warung yang menerima pembayaran via Gopay. Tetapi harga-harga di sana selalu dalam angka bulat.

Saya membayangkan kasus variasi harga telur yang disusun dengan kalimat lebih sederhana, tak seperti pos ini, bisa menjadi soal bagi anak SD. Untuk mengetahui perbandingan harga, dibuat pengandaian jumlah telur per kilogram adalah 17 butir.

Eh, tiba-tiba saya berpikir lain. Apakah pejabat yang mengecek harga telur di pasar itu tahu berapa rerata isi telur per kilogram? Kalau jumlah cabai rawit hijau per kilogram memang tak perlu tahu, apa lagi jumlah ketumbar per 100 gram.

4 Comments

Zam Sabtu 6 Januari 2024 ~ 13.51 Reply

zaman saya kecil dulu, ketika disuruh beli telur seperempat (kilogram) saya selalu diberi 4 butir telur oleh si pedagang. dari situ saya mengiran kalo kata “seperempat” artinya dapat empat.. 🤣

di Jerman, telur dijual per pack. ada isi 4, isi 6, dan isi 10. saya tidak pernah menimbang, tapi biasanya ada kelas-kelas ukuran telur.

asal si telur (dari ayam kandang atau ayam lepasan), merek, dan telurnya “bio” atau tidak, pengaruh.

paling murah, harganya 2€ untuk pak isi 10 dan yang bio bisa 4€ per pak isi 4. 1€ saat ini sekitar Rp17.000.

Pemilik Blog Kamis 18 Januari 2024 ~ 01.38 Reply

Menarik soal seperempat dan telur Jerman. Suwun Zam! 🙏

junianto Sabtu 30 Desember 2023 ~ 17.37 Reply

Karena mempercayai penjual/pemasok ke kedainya, istri saya dahulu tak pernah menimbang ulang telur yang dia beli. Belakangan ketahuan ternyata sang pemasok sering curang soal timbangan telur. Akhirnya istri saya memutus hubungan dengan pemasok itu, lalu mencari bakul telur lain — dan selalu menimbang ulang.

Pemilik Blog Sabtu 30 Desember 2023 ~ 18.38 Reply

Lha kalo kedai harus soalnya beli dalam jumlah besar.

Teman saya nyijay jualan beras, kiriman terakhir satu truk sudah mbubuk semua. Rugi besar dia.

Tinggalkan Balasan