Untung penjual dari nasi itu konon besar. Apalagi kalaupun penjual menyediakan lauk enak nan terjangkau, dengan porsi nasi yang memaksa pengudap untuk menambah.
Di sebuah warung angkringan di pelataran hotel, ada poster bahwa tambah nasi itu gratis. Sejauh saya lihat, angkringan ini tak pernah ramai. Anak-anak muda lebih memilih nongkrong di alun-alun sambil mengudap.
Jadi, tempat lebih bersih, dengan peralatan makan resik, plus tambah nasi gratis, belumlah menjamin akan dibanjiri pengudap.
Padahal untuk kantong mahasiswa, warung macam ini mestinya menarik. Yang saya tak tahu, nasi yang disajikan dari beras apa, dan apakan tidak rugi kalau pengudapnya dari kelompok karung bergigi. Beras mahal. Cabai juga mahal, padahal di sana ada tiga empat jenis sambal.
6 Comments
saya agak begah kalo makan ditempat yang all you can eat gini
bisa bisa akan skip jadwal makan berikutnya :D
Malah bagus, sudah mblenger di muka, lalu puasa 😁
Mungkin karena lokasinya di pelataran hotel, bikin para calon pembeli takut mampir karena mengira harga menu-menunya mahal?
Tampaknya begitu apalagi ada kafe hotel di sana
Syukurlah Paman sudah 💪lagi….
Belum sih. Sepulang dari luar kota tambah krepo.