Dalam sepersekian detik saya sempat menyangka halaman depan koran Kompas ini berisi laporan khusus, yang akan berlanjut di halaman dalam dengan paparan lebih lengkap seperti biasanya. Oh, ternyata iklan.
Ya, iklan film Budi Pekerti (Wregas Bhanuteja, 2023). Gaya visual iklannya mendekati Kompas. Begitu pun gaya bahasanya. Dalam judul ada kata “mengamuk”, sebuah kata baku, bukan “ngamuk”. Saya tak tahu apakah iklan film ini juga ada di koran lain, pun tak tahu bagaimana gaya visual dan bahasanya.
Tentu, karena iklan empat halaman penuh ini hanya jaket, maka setelah halaman dibuka akan tampak lembar pertama Kompas. Sebagai praktik, jaket iklan untuk koran bukan hal baru. Dari sisi visual, gaya halaman koran serupa poster juga bukan hal baru. Sejumlah koran melakukannya. Halaman dalam yang berisi laporan khusus pun bisa menyerupai poster.
Iklan Budi Pekerti ini total dalam memperlakukan halaman yang telah agensi beli. Maka ada TTS pula, dengan gaya tata letak serupa media pemuatnya.
Tentu bisa muncul pertanyaan: masih menarikkah dalam paket kampanye film juga memasukkan koran? Saya berpengandaian, hal itu setidaknya tergantung pada dua hal. Pertama: apa isi filmnya, dan penonton dari kalangan apa yang disasar. Kedua: sosok si koran berikut citranya. Pemerian kedua hal itu bisa panjang, dan bukan maksud pos ini.