Saya akui blog saya meriah, banyak gambar. Artinya saya kurang percaya kepada kata-kata yang saya tulis. Maka Anda boleh menyimpulkan bahwa saya tidak percaya diri.
Saya kagum, dan kadang iri, terhadap orang yang dapat mengisi blog dengan tulisan secara efektif. Panjang maupun pendek selalu enak dibaca. Paragraf pertamanya sudah menggiring saya untuk terus membaca. Jika penuturannya memikat, saya tak ingin dijegal jeda sebelum khatam.
Dengan desain tema yang ramah tulisan, WordPress maupun Blogspot memiliki sarana pemanjaan untuk penulis yang percaya kepada tulisan dan hanya tulisan. Itulah tema web tanpa gambar.
Pelantar seperti Medium adalah contoh lapangan digital untuk bermain kata. Desain visualnya, dengan tipografi efektif, sudah merupakan karya seni rupa. Bahkan aksara, dengan anak bernama fon, pun merupakan gambar.
Saya mencoba becermin kenapa punya blog bertabur gambar. Mungkin karena saya menyukai dunia visual. Dalih itu menjadi penyanggah jika ada orang mendesakkan tanya: bukankah tak setiap tulisanmu harus disertai gambar?
Yang pasti ngeblog dengan gambar itu membutuhkan memori lebih besar, tak hanya pada server tetapi juga biaya akses dari sisi pembaca, padahal belum tentu mereka — maksud saya Anda — membutuhkan gambar. Dari sisi saya berarti penambahan biaya menginangkan blog. Maka saya pun harus menyiasati biaya sewa ruang simpan, dan bersyukur WordPress dapat menampilkan format WebP, bukan hanya JPG, GIF, dan PNG.
Di layanan blog lain, misalnya Di Salatiga yang sangat personal, saya mencoba tak menyertakan gambar, hanya ada tulisan dalam pos. Sejauh ini berhasil.
Tetapi untuk blog ini saya belum berhasil. Bahkan saya secara dadakan akhirnya membuat foto untuk ilustrasi. Sulit untuk sembuh dari penyakit suka gambar.
8 Comments
BTW lama juga ya Paman tidak ngeblog di Di Salatiga. Posting nomor dua terbaru kemarin selang waktunya lebih dari setahun setelah posting 10 September 2022.
Lha kan seingatnya sesampatnya 😇
Soale tanpo gambar. 🏃♂️
saya dulu demen blog bergambar. jaman masih ngeblog dari warnet, selama di atas motor menuju warnet yg kebayang2 di kepala selalu nanti mau nyari gambar apa lagi yaa buat pupur2 di postingan blog berikutnya. belakangan, ketika mengolah gambar sudah jauh lebih mudah, lha kok malah jadi males masang2 gambar :p btw saya seneng blogombal akeh gambare, yg terlihat betul2 diolah dengan serius.
Terima kasih untuk apresiasi ini.
Dulu theme juga belum kaya, tapi ada gairah untuk pupuran 😇
Mungkin karena dulu belum ada Instagram dan Pinterest.
Blog Budibadabadu selalu percaya kepada kata. 😇
Menurut saya, blog yang bagus itu yang pakai gambar — apalagi gambar-gambarnya bagus-bagus kayak blog Paman ini. Karena itulah saya seneng Blogombal.
Menurut saya, blog yang bagus itu yang pakai gambar. Karena itulah saya —sejak kenal blog lebih dari 15 tahun silam — belum pernah ngeblog tanpa gambar.
Menurut saya, sesungguhnya Paman menganggap blog yang bagus ya pakai gambar. Karena itulah semua posting Paman di blog ini selalu pakai gambar. Kalau menurut Paman blog yang bagus itu tanpa gambar, pasti konten-konten Gombal tanpa gambar.
Saya melibatkan gambar karena tuturan saya kurang kuat, kurang memikat.
Halah, ra ngandel.