“Aku tuh heran Mas, kenapa Jokowi membiarkan Kaesang lalu Gibran menempuh jalur politik sendiri, yang beda dari trek bapaknya,” kata Kamsi kepada suaminya.
“Lha dia kan udah bilang, anak udah dewasa, udah berumah tangga, berhak ambil keputusan sendiri, orangtua nggak ikut campur,” sahut Kamso lalu menyeruput kopi.
“Sebagai wong Jawa, Solo pula, kok rasaku itu sikap liberal, Mas.”
“Lho? Mosok liberal, Jeng? Wajar dong. Kalo nanti anak-anak kita sudah berkeluarga, kita juga nggak akan intervensi, kan? Kita setelah nikah juga nggak mau dicampuri orangtua to?”
“Maksudku liberal tuh Jokowi terlalu membebaskan anak dan menantu buat melangkah di jalur politik, padahal bisa merugikan bapaknya. Gitu lho, Mas.”
“Hmmm. Lha misalnya Jeng jadi Jokowi atau Iriana akan gimana?”
“Kalo aku jadi mereka ya kasih nasihat, tolong jangan ngerepotin Bapak di masa akhir jabatan. Di bisnis kalian bisa, mestinya di politik juga. Bapak mau merampungkan tugas tanpa sandungan gara-gara ulah kalian. Ingat, anak polah, bapa kepradhah. Unfaeadah.”
“Lha kalo anak polah krana bapa paring titah, lagi pula bapa paman akan bikin urusan lancar jumangkah, demi trah, apa itu juga liberal?”
¬ Gambar praolah: Suara.com, BPMI Setpres
2 Comments
Itu by design ayahnya, kok, tante. Bapa paring titah, kata Om Kamso dan Paman Gombal.
O ya Tante Kamsi mboten sah terlalu mikir Jokowi. Kesehatan njenengan lhoooo, tante.
😁😁👍💐