Kesal terhadap Jokowi karena dua alasan utama

Queen bilang, too much love will kill you. Maka jangan suka dan kagum pol terhadap seseorang atau sebaliknya.

▒ Lama baca < 1 menit

Jokowi dan lagu Queen: Too Much Love Will Kill You

Sejak Gibran mencalonkan diri jadi wali kota Solo, begitu juga Bobby Nasution mencalonkan diri sebagai wali kota Medan, Purnomo Nemo sering uring-uringan di grup WhatsApp alumni teman kuliah: jengkel terhadap Jokowi. Dia juga kerap menjapri Kamso. Padahal Purnomo menyebut diri pendhèrèk Jokowi.

Dia menolak saat Kamso mengusulkan atribut harga mati setelah pendhèrèk. Maka Kamso kasih saran, “Pake harga diskon aja.”

Pekan ini dia mengirim japri, “Gak ada sisa harga diskon, soalnya diskonnya 100%. Melebihi great sale.”

Saat Kaesang menjadi ketum PSI jalur instan, Purnomo sebagai pencoblos partai mawar itu geram. Dalam Pileg 2014, semua pilihannya untuk PDIP. Lalu dalam Pileg 2019, untuk DPR RI dia memilih PSI, sedangkan untuk provinsi dan kota dia memilih PDIP. Sumpah serapah menyembur apalagi setelah Gibran jadi bacapres untuk Bowo.

“Tensiku naik. Gula juga,” kata Purnomo via telepon. Lalu, “Bojoku ingetin, buat apa mikirin keluarga Jokowi, mereka aja nggak mikirin pendukung.”

“Jadi Pur, inti daripada yang mana masalahnya apa?” tanya Kamso.

“Dobel sakit ati. Yang pertama karena Jokowi dan anak-anaknya ternyata gitu, dan PSI itu halah, mbèlgèdhès! Yang kedua, malu terhadap diri sendiri. Kalo sama cemooh orang sih nggak seberapa, tapi malu marang ingsun ini waduhhhh, Kam!”

“Lha piyé?”

“Rasanya melebihi merekomendasikan warung gudeg karena aku udah lama langganan. Aku banggain. Tetangga dan teman-teman nurutin aku. Tapi ternyata akhirnya gudegnya basi, kecut. Aku ya kesel, ya malu, Kam!”

“Queen punya lagu ‘Top Much Love Will Kill You’. Ingat?”

“Aku bukan fan Queen. Sekarang bukan fan Jokowi maupun PSI!”

¬ Gambar praolah: hak cipta belum diketahui

Tinggalkan Balasan