Pertanyaan dalam judul jika diajukan kepada generasi yang berbeda akan berlainan jawabannya. Dari sesama angkatan baby boomers saja berbeda, karena mereka lahir dalam rentang 1946—1964, pasca Perang Dunia II.
Generasi awal boomers tak berbekal makanan maupun duit sangu ke sekolah. Generasi kelahiran 1955 dan setelahnya mungkin juga tak membawa makanan tetapi uang jajan sudah, hanya tak setiap hari. Tergantung kondisi ekonomi ortu.
Adapun angkatan awal dari generasi X (1965—1980) mungkin serupa dengan kakaknya yang lahir 1955—1964. Tetapi dari Gen X kelahiran 1970 dan setelahnya barangkali sudah mengenal uang saku rutin dan bekal makanan ketika SD, karena kesejahteraan masyarakat membaik. Pilihan jajanan juga lebih banyak.
Adapun untuk generasi milenial atau Gen Y (1981—1996), Anda dapat bercerita lebih banyak, termasuk era kejayaan Chiki. Tentu dengan catatan tergantung kondisi sosial ekonomi keluarga di tengah atau bawah, di kota atau desa. Apa yang saya lontarkan tadi, ihwal bekal makanan dan uang jajan, hanya asumsi, tanpa dukungan data sekunder.
Lamunan tentang bekal makanan tadi muncul saat saya mencuci kotak plastik. Karena mencuci saya melihat ada tulisan emboss bahkan disertai dekorasi gambar ATK termasuk pensil dan swipoa.
Bekal makanan juga bertaut dengan kultur sekolah, misalnya melarang murid jajan, dan kurikulum yang mengenal pelajaran ekstra hingga sore.
Selain itu tentu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun sedikit selalu ada uang. Dulu saat saya kecil, uang tunai di desa itu sedikit. Mobilitas rendah karena ketersediaan sarana transportasi juga terbatas. Tentu Anda juga akan mengatakan, sekarang uang tunai juga sedikit karena saldo ada di ponsel. Baiklah.
Lalu bekal saya apa? Bekal minum teh manis hanya saat TK. Uang jajan tak setiap hari. Bekal camilan apalagi makan siang? Tidak. Tetapi yang saya alami tetap lebih enak daripada masa kecil bapak dan ibu saya. Seperti anak lain, Ibu mengalami memungut buah asam di jalan sepulang sekolah. Untuk diemut.
2 Comments
Saya kelahiran pertengahan 1964, saat SD berbekal sangu duit — saya lupa jumlahnya. Berbekal makanan setelah bekerja, disangoni istri untuk dimakan di kantor.😁
Sehat, bagus, ke kantor bawa bekal makanan. Apalagi masakan kedai nyonya lebih enak daripada warung dekat kantor.
Kalau saya, di dua tempat kerja terakhir, makan siang disediakan oleh kantor. Di kantor pertama, ada juru masak. Di kantor kedua, ada katering, kalau Senin menu dari kedai terkenal, misalnya KFC, Hokben, Pagi Sore, dsb.