Saat datang menarik setoran arisan RT, Bu Tati Sukahati dan Bu Siti Kemangi berdiskusi dengan Kamsi soal putusan MA terhadap Ferdy Sambo dan komplotannya. Hukuman mati Sambo berubah jadi seumur hidup. Yang lain dapat korting hukuman.
Mereka menyimpulkan itu tidak adil. Kamso yang sedang menyirami tanaman pun diinterupsi. “Menurut Oom Kam gimana?” tanya Bu Tati.
“Keadilan itu rumit. Hukuman mati memang dimungkinkan tapi perkembangan zaman kan nggak menjadikan hukuman sebagai balas dendam,” jawab Kamso sambil menggulung selang.
“Tapi kan ada rasa keadilan masyarakat, Mas?” Kamsi menyergah.
“Makanya jadi hakim itu berat. Kudu jernih. Mana yang gelombang amarah, mana hasrat publik yang ingin kasih pelajaran buat semua orang.”
“Halah, abstrak. Barang simpel dibikin rumit, padahal di sidang udah terbukti,” Bu Siti menukas.
“Sambo itu terlalu. Udah mbunuh masih merekayasa kasus, njerumusin teman satu korps. Kalo emang perwira jantan, dia habis nembak lapor atasan, menyerahkan diri, bukan ngarang cerita,” gerutu Bu Tati.
“Kalo kata berita, nanti setelah KUHP berlaku si Sambo bisa dapat keringanan, nggak jadi dihukum mati. Jadi buat apa hukuman diturunin jadi seumur hidup?” kata Kamsi.
Kamso merasa seperti terdakwa, setidaknya saksi. Terus dicecar pertanyaan oleh ketiga ibu itu.
“Hahaha, tuh Jeng, suaminya nggak bisa njawab, tumben kehabisan kunci,” kata Bu Siti sambil menjawil Kamsi.
Semua pun terbahak-bahak. Termasuk Kamso.
¬ Gambar praolah: Detik, Unsplash
2 Comments
Selain tiga ibu pengeroyok Om Kamso itu apa ada banyak lainnya yang ribut soal putusan MA atas Sambo dan komplotannya ya? Kayaknya banyak orang sudah lupa. Apalagi orang-orang sedang meributkan Rocky Gerung, Gonjar-Ganjar dan Onas-Anis plus Prabowo, duet Anang-Krisdayanti, dugaan pelecehan seksual peserta Mis Universe….
Gak banyak yang tertarik bahas Sambo. 🙏