Beberapa penumpang langsung menaikkan kaki, bukan angkat kaki, saat stok pel dua petugas kebersihan gerbong KRL, cowok dan cewek, mengelap lantai. Sebelumnya, beberapa titik lantai vinyl kering itu disemprot cairan pel yang dipompakan dari jeriken.
Teknik mengepelnya ya lumrah: mundur. Saya juga begitu. Ya, seperti orang membersihkan halaman berpasir memakai sapu lidi agar bidang yang bersih tinggal goresan garis lidi tak terisi jejak telapak kaki. Mungkin itu bagian dari laku olah kanuragan karena S.H. Mintardja beberapa kali membahas cara Agung Sedayu, dan muridnya yakni Glagah Putih, menyapu latar dalam serial Api di Bukit Menoreh.
Selewat Stasiun Citayam biasanya KRL dari Jakarta ke Stasiun Bogor sudah banyak berkurang penumpangnya. Saat itulah petugas kebersihan gerbong bekerja. Sebelum kereta berhenti di Stasiun Bogor, gerbong sudah bersih.
Yakin, petugas kebersihan bergerak selepas kereta dari Citayam, tiga puluh menit sebelum kereta sampai Bogor? Tidak juga. Hanya dugaan. Mungkin saja sebelum Citayam mereka sudah bergerak, apalagi jika rangkaian gerbong pol belasan. Satu hal lagi: saya tak tahu, setiap dua petugas membersihkan berapa gerbong.
Mereka bekerja cepat. Cairan pel juga cepat kering apalagi dengan embusan udara sejuk kering dari AC gerbong. Saya tak tahu dalam satu kali jam gilir kerja itu mereka bolak-balik berapa kali bersama kereta.
Banyak yang tak saya ketahui perihal petugas kebersihan gerbong kereta. Mestinya saya menanya bekas sejawat saya yang menjadi petugas kebersihan di Stasiun Senen. Status pekerjaan dia yang terakhir saya tahu demikian.
Ya. Teramat banyak yang tak saya pahami tentang pekerjaan petugas kebersihan gerbong. Misalnya dari mana mereka mengisikan cairan pel ke dalam jeriken? Atau ada sekian jeriken untuk sekali pakai selama perjalanan,yang diunggahkan dari stasiun tertentu? Lalu jeriken dalam kereta ditaruh di mana?
Bahkan dari stasiun mana petugas kebersihan KRL Jakarta Kota — Bogor itu naik saya pun tak tahu. Saya yakin sudah ada media daring yang menguliti soal itu dengan foto lebih bagus, plus nama dan usia petugas sebagai narasumber. Saya hanya seorang bloger. Kalah pintar maupun trengginas dari jurnalis sekarang.
Apa yang tersaji dalam posting ini tak lebih dari catatan turistik. Tanpa kedalaman. Tanpa jiwa.
4 Comments
membandingkan kondisi KRL dengan kereta U-bahn dan S-bahn, benar-benar beda sekali urusan kebersihannya.. jauh lebih bersih kereta KRL!
Wah, butuh waktu lama kayaknya kita, yang penting akhirnya bisa 😇
di sana ga ada klining serpis?
Ya mereka kan orang klining serpis