Arah judul mudah Anda tebak: rafia untuk mengikat buku. Betul. Namun ada juga manfaat lain: untuk pembatas halaman. Simpel. Murah. Berfaedah. Kenapa saya ceritakan?
Saya mendapat keluhan bukan dari sumber langsung, melainkan melalui seseorang yang dikeluhi keluarga lain. Para tamu cilik selama liburan, termasuk saudara, selama memanfaatkan perpustakaan keluarga itu selalu membatasi halaman buku dengan melipat ujung halaman. Padahal banyak buku sudah memiliki pembatas, berupa bonus dari penerbit dan toko.
Yang merepotkan, anak-anak itu juga melipat halaman coffee table books. Malah ada yang melipat di bagian agak tengah. Saya menduga para tamu cilik itu tak dibiasakan dengan buku.
Keluarga itu prihatin. Bagaimana mengajari anak-anak merawat buku, dengan menyisipkan pembatas halaman, tanpa merusak benda lain misalnya merobek buku tulis? Dengan catatan: misalnya nanti mereka punya buku sendiri.
Maka saya mencontohkan cara saya. Misalnya memanfaatkan daun kering dan bungkus teh. Atau label kaus. Sebisa mungkin hindari bekas bungkus makanan manis karena bisa mengundang semut. Jangan pula memanfaatkan karet gelang karena akhirnya akan lengket.
Sebenarnya saya berpikir lain. Apakah anak-anak pelipat halaman buku itu nanti masih membaca kertas? Layar digital sebagai sumber informasi telah menjadi kebiasaan semua orang. Bahkan sebelum merambah ranah digital, banyak orang dari generasi ke boomers dan pemula generasi X yang kurang suka terhadap buku maupun media kertas lainnya karena TV lebih mengasyikkan.
Tetapi baiklah. Agar tak mengecewakan teman saya, dan temannya, saya mengusulkan pemanfaatan tali rafia. Kenapa bukan tas keresek? Bahan yang ini, apalagi biodegradable, mudah hancur.
