Tentara bayaran bukan hal baru

Wagner Group mengamcam Kremlin. Anemer perang yang tak pernah secara resmi diakui itu mengancam bohir.

▒ Lama baca < 1 menit

Tentara bayaran bukan hal baru

Ya, dari dulu tentara partikelir itu ada. Sebagai prajurit alih daya atau outsource, pengguna jasanya bisa negara melalui pemerintah. Pentagon termasuk pengguna, dengan biaya dari rakyat Amrik. Gaji serdadu swasta itu US$15.000 (Rp234 juta) per bulan, artinya sembilan kali gaji tentara negara (¬ Kompas.id).

Kini Wagner Group milik Yevgeny Prigozhin menjadi topik hangat karena melawan Vladimir Putin dan sementara selesai melalui kompromi.

Aneh ya, negara pengguna tentara bayaran bisa ditekan oleh pihak yang dibayar? Soal posisi saja, seberapa kuat si penyedia alih daya personel perang. Nyatanya anemer perang yang tak pernah secara resmi diakui itu sempat mengancam bohir.

Kalau Legiun Asing Prancis yang mewarnai sejarah sepatu bot Palladium? Itu bukan tentara swasta milik sebuah PT melainkan korps berisikan WNA di bawah AD Prancis.

Kalau jihadis Taliban dan ISIS dari pelbagai negeri? Karena sebuah cita-cita, bukan demi bayaran, maka relawan dari Indonesia membawa keluarga ke wilayah perang, terutama ke Irak dan Suriah, pun bukan masalah. Beda motif.

Tentara swasta penuh itu tentaranya VOC. Sebagai perusahaan, VOC punya wilayah jajahan dan tentara, bukan meminjam maupun menyewa personel keamanan dari perusahaan lain maupun tentara milik negara — tolong Anda koreksi jika saya salah.

¬ Gambar utama praolah: Freepik

Tinggalkan Balasan