Saat dia mekar selalu terlewat, biar sajalah, suatu saat pasti aku sempat melihat

Mekarnya bunga apapun patut disyukuri karena memberikan harapan. Kehidupan tak selamanya muram. Klise bukan?

▒ Lama baca < 1 menit

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Senja kemarin aku lihat beberapa bunga masih kuncup. Pasti nanti tengah malam akan mekar, aku membatin. Kalau nanti mekar akan aku jenguk, dan jika cahaya lampu memadai dia akan aku potret. Dia atau mereka, karena lebih dari sekuntum?

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Tadi malam pas pergantian hari, aku masih membaca buku digital di tablet. Buku ringan, biografi seseorang, yang aku pinjam dari Perpustakaan Nasional. Tadi malam aku tak ingat jam mekar wijayakusuma yang kurang terawat. Baru tadi pagi aku melihatnya sudah mekar.

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Aku selalu lupa untuk mengamati mereka mekar sempurna pada tengah malam. Aku belum pernah mengalami. Padahal di rumah sendiri. Pot bunga hanya tiga langkah dari pintu teras.

Menyesalkah aku? Tidak. Biasa saja.

Nanti dan esoknya lalu esoknya lagi entah kapan mereka akan muncul sebagai kuncup lalu mekar. Nanti dan esoknya lalu berikutnya mungkin aku punya niat memanfaatkan waktu untuk mengamati tetapi lupa lagi, atau sayang untuk mengambil jeda dari keasyikan yang sedang aku nikmati, oh itu pun kalau aku masih melek tengah malam.

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Aku bukan penyayang tanaman dan bunga, hanya suka jika mereka hadir, terlihat, terasakan. Aku belum memiliki romantisisme untuk bertakzim kepada bunga yang mekar penuh pada pergantian hari. Aku memang tidak romantis. Membuat puisi cinta peluluh hati aku tak dapat. Menjerumuskan orang lain agar terlibat dalam tulisan yang menurutku sedih, bukan menyedihkan dalam arti mutu tuturan, aku pun tak berhasil.

Walakin demikian aku senang jika kembang apapun, termasuk di halaman orang lain, sedang mekar apalagi jika tanamannya sehat terawat.

Bunga yang mekar, apalagi jika tak saban hari menampak, bagiku adalah harapan. Kehidupan tak selamanya layu dan muram. Ada sepercik optimisme saat aku melihatnya.

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Saat itulah aku diingatkan untuk belajar mensyukuri kehidupan.

Belajar. Belum tentu lulus.

Lalu nanti atau besok lalu hari berikutnya aku belajar lagi.

Bunga wijayakusuma Epiphyllum anguliger

Tinggalkan Balasan