Seingat saya, dulu umumnya roti kering bagelen itu diikat oleh pita kertas merek. Saya kini tak tahu roti bagelen merek apa saja yang masih berpita kertas. Saya juga tak ingat apakah dulu roti bagelen dari Probitas termasuk yang diikat kertas roti.
Selain sebagai pemanis, pita kertas lebar itu diperlukan agar dua roti yang ditangkupkan — ya, seperti burger — tak mudah terpisah.
Dalam hal roti bagelen Probitas, pita kertas hanya tampil sebagai gambar pada kantong plastik. Lebih hemat. Lagi pula setiap tangkup roti sudah dalam kantong plastik, pasti takkan tercerai.
Yang pasti mau diikat atau tidak, remah roti biasa maupun kering itu merepotkan karena mengundang semut. Apalagi jika remah makanan menjatuhi sofa berbahan kain. Para sofa panjang dengan bantal terpisah, celah di antara bantal yang kemasukan remah makanan adalah surga bagi semut.
Lalu bagelen itu apa? Nama kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jateng. Dulu pada zaman kolonial, Bagelen adalah karesidenan, yang mencakup Kebumen, Karanganyar, Kutoarjo, dan Purworejo.
Hubungannya dengan roti? Banyak versi tentang sejarah roti kering yang dibuat agar roti tak keburu berjamur ini. Salah satu versi yang kuat, itu bermula dari roti kering buatan Toko Roti Bagelen di Kutoarjo, yang berdiri pada 1906. Lihat misalnya video Detik. Namun ada pula versi Abadi Bagelen, Bandung.
Simbah putri saya dulu menyebut roti sebelum jadi bagelen itu “warembol”, konon dari bahasa Belanda warmbollen. Tapi jika membaca tulisan di blog orang Indonesia di Belanda ini, dengan bantuan Google Translate, ternyata istilah warmbollen kini kurang dikenal.