Kakak dan adik itu Puan dan AHY

Pertemuan Puan dan AHY dianggap istimewa karena ortu mereka jothakan sehingga hubungan kedua partai selalu kikuk.

▒ Lama baca < 1 menit

Puan Maharani bertemu AHY

Ruang kehidupan formal yang mudah berkompromi itu sebenarnya adalah praktik politik. Payung teduhya adalah demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun pertimbangan pragmatisnya adalah tak ada lawan nan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi.

Maka mestinya pertemuan Puan Maharani (49) dari PDIP dan Agus Harimurti Yudhoyono (44) dari Partai Demokrat tak perlu menjadi berita besar.

Tetapi jika melihat hubungan PDIP dan Demokrat memang ada yang aneh. Sebagai sesama partai sekuler mereka tidak akrab. Padahal masing-masing bisa berkawan dengan partai lain, yang nasionalis maupun berspirit politik Islami. Bahkan PKS setelah ganti pengurus dan logo menyambangi markas PDIP (2021).

Dengan merendah untuk bergurau, Sekjen DPP PKS Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan partainya belajar mengurus negara kepada PDIP. Namun pertemuan itu minus Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kecanggungan Banteng dan Mercy itu karena hubungan personal Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono yang memburuk. Mega merasa diperdayai SBY yang saat menjadi menkopolkam (2001—2004) menyatakan siap mengawal Bu Presiden sampai 2009. Ternyata SBY bikin partai, jadi capres, dan memenangi Pilpres 2004. Pada Pilpres 2009 Mega menantang sang inkumben namun kalah.

SBY pun mengakui pada Juli 2018, hubungan dirinya dengan Mega, “[…] belum pulih, masih ada jarak.” Mereka saling menghindar. Dalam acara kenegaraan, baru dua kali mereka bersua, yakni saat silaturahmi para mantan presiden di Istana Negara, setelah upacara 17 Agustus 2017 dan KTT G20 di Bali, November 2022.

Dengan latar itulah pertemuan Puan — sebagai putri Mega sekaligus salah satu ketua PDIP merangkap ketua DPR — dengan Ketum Demokrat AHY yang putra SBY dianggap sebagai rekonsiliasi dua partai.

Memang aneh, setiap partai selalu bilang demi bangsa dan negara tetapi masalah personal antar dua sesepuh beda partai hampir bisa menyerupai perseteruan, yang dalam bahasa Jawa disebut jothakan.

Puan bilang, pertemuan mereka hari ini seperti kakak dan adik. Entahlah bagaimana nanti orangtua mereka menamsilkan diri setelah bertemu khusus.

¬ Gambar praolah: merdeka.com.

2 Comments

faridwong Senin 19 Juni 2023 ~ 10.25 Reply

Kalo para orang tua bersua ya jadinya pertemuan para mantan yg CLBK — cekxok lama belum kelar 😁

Pemilik Blog Senin 19 Juni 2023 ~ 10.53 Reply

Waaaa ini sip. Padahal SBY bilang sudah mencoba memperbaiki hubungan dgn Mega, bahkan dengan bantuan Taufiq Kiemas.

Abang ini menarik. Hubungannya luas, dan para lawan politik pun mengakui dan memuji. Mungkin karena dia sudah lbh awal jadi politikus.

Gus Dur pernah bilang, kalo Mega jadi presiden maka yang jadi presiden itu Taufiq. Gus Dur salah. Mega gak bisa diatur siapa pun. Tapi ucapan Gus Dur bikin Mega kelar-latar, “Mas Dur kok gitu.” Lalu mereka sempat renggang.

Tapi kata Mega dalam pidato di forum terbuka PDIP, kadang Gus Dur mendadak ke rumah Mega, mau ngobrol dan dibikinin nasi goreng.

Tinggalkan Balasan