Dunia rokok tingwé itu ada lucunya. Misalnya soal kertas sigaret. Kadang juga disebut papir — dari bahasa Belanda papier, artinya kertas apa pun, lalu “kertas papir” berarti kertas rokok tingwé — yang mereknya meniru jenama tenar. Esse jadi Ecce dan 3553. Gudang Garam jadi Gudang Rakyat. Jenama 234 jadi 23A. Lalu L.A. jadi L4. Marlboro jadi Malioboro. Dunhill jadi Danmil. Meskipun tingwé harus ada mereknya dan terlihat orang lain.
Aha! Danmil. Unsur suku kata “mil” mengingatkan saya pada kata “militer” dalam akronim Koramil. Maka Danmil menjerumuskan benak saya untuk mengartikannya “komandan militer”. Kalau foto ikonis Subcommandante Marcos sih berpipa cangklong, bukan sigaret tingwé.
Namun saya yakin produsen papir tak ingin melucu dengan urusan politik apalagi yang sekarang menjadi kontroversi. Rencana Revisi UU TNI membangkitkan kekhawatiran sipil terhadap militerisme dengan menghidupkan lagi Dwi Fungsi TNI dan lainnya yang berpeluang mengancam dekorasi.
Persoalan utama adalah perluasan cakupan fungsi TNI di luar urusan pertahanan dan keamanan, dengan tambahan poin pencabutan kewenangan presiden untuk mengerahkan kekuatan militer — padahal menurut konstitusi, presiden adalah panglima tertinggi. Sila lihat siaran pers Koalisi Masyarakat Sipil di laman Elsam.
Hubungan kecemasan sipil dengan kertas rokok? Tidak ada. Namun dalam draf naskah revisi ada perluasan operasi militer selain perang. Jika ini berlaku, boleh jadi razia rokok ilegal — dari selundupan sampai sigaret lokal berpita cukai palsu atau malah sonder banderol — bukan lagi urusan Ditjen Bea Cukai dan aparat penegak hukum lain tetapi juga militer.
2 Comments
Bisa juga singkatan dari kumendan ngemil.
🏃
👍👍👍👍🤫