Sampah di tengah jalan raya

Dalam kampanye pilwakot dan pilbup, amatilah calon yang memprioritaskan sampah, bukan yang bolak-balik bicara ibadah.

▒ Lama baca < 1 menit

Sampah di tengah jalan raya Tangerang Selatan

Mengonggokkan kantong-kantong sampah di pinggir jalan atau lahan nganggur itu sudah lumrah. Tetapi menderetkan banyak kantong sampah di tengah jalan seperti dalam foto, saya baru tahu.

Sampah di tengah jalan raya Tangerang Selatan

Versi cetak dan e-paper Kompas tak menampilkan banyak foto sampah di jalanan Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan di versi web dan aplikasi ada banyak foto. Inilah dokumentasi Indonesia. Detik mendokumentasikan sampah di tengah jalan pada 2021.

Sebagai dokumentasi, apakah foto-foto ini akan memengaruhi para pengambil keputusan? Saya skeptis. Persoalannya bukan kualitas foto melainkan keterlihatan foto. Misalnya fotonya tak sebagus hasil jepretan pewarta foto, berikut konteks dalam kapsi, unggahan warganet di media sosial lebih berpeluang terlihat oleh pejabat. Apalagi jika akun-akun kuat menggemakannya.

Sampah di tengah jalan raya Tangerang Selatan

Adapun nasib foto media berita dengan segera, seolah alami, akan diperlakukan sebagai domain publik — ini istilah sopan untuk para pengembat foto yang tak peduli hak cipta kecuali terhadap karya sendiri.

Kembali ke sampah di tengah dan pinggir jalan. Persoalannya, di luar pasal petugas sampah prei selama Lebaran, adalah pengelolaan di tingkat permukiman padat. Akses ke gang sempit memang bisa ditempuh oleh gerobak sampah. Masalahnya di mana tempat penampungan sementara sampah sebelum diangkut truk?

Sampah di tengah jalan raya Tangerang Selatan

Oke, taruh kata ada tempat penampungan sementara yang layak, sampah takkan berceceran. Tetapi misalnya Anda menjadi warga dan pengurus RT 123, apakah Anda bersedia jika orang di luar wilayah RT juga menitipkan sampah di penampungan itu?

Misalnya si penitip sampah adalah warga RT 122 yang rumahnya di perbatasan, lebih dekat ke pemampungan sementara RT 123, dan dia bersedia membayar untuk memanfaatkan. Tetapi kalau di RT 122 tak ada penampungan sementara, tiada jaminan bahwa warga lain kebal godaan untuk memanfaatkan penampungan secara gratis. Orang lain yang bikin penampungan, dia yang bikin aturan boleh memanfaatkan.

Sampah di tengah jalan raya Tangerang Selatan

Pengelolaan sampah memang lebih banyak aspek sosialnya. Biasanya orang LSM lebih tahu cara mengurus beginian, secara partisipatoris, tetapi butuh waktu lama, bisa melebihi tahun anggaran pemkot bahkan masa jabatan wali kota.

Moral cerita? Dalam kampanye pilwalkot dan pilbup amatilah calon memprioritaskan sampah ketimbang pembangunan rumah ibadah (tapi bukan untuk semua agama) dan aneka fasilitas fisik mentereng. Bukankah kebersihan adalah bagian daripada yang mana akhlak dan iman?

2 Comments

srinurillaf Sabtu 29 April 2023 ~ 14.18 Reply

Ya ampun. Pemandangan yang tidak indah sama sekali. 👀👀

Setuju 👍. Kriteria penting yang harus ada untuk pemimpin kota ya seyogyanya ini. 👍👍

Pemilik Blog Sabtu 29 April 2023 ~ 14.28 Reply

Dan ternyata ini masalah lama sebelum ada pergantian wali kota 🙈

Tinggalkan Balasan