Seperti galibnya merchandise artis dan jenama lain, kaus tim atau jersei sepak bola menyangkut urusan legal, jaminan kualitas, dan otentisias, yang ujung-ujungnya ke hak ekonomi pemilik jenama.
Laporan Kompas.id pekan ini menarik bagi orang yang tak paham bal-balan seperti saya. Harga jersei terlalu mahal bagi umumnya khalayak pendukung tim.
Menyoal harga, ini seperti keluhan penggemar band kenapa harga pernik resmi mahal. Nilai nominal jauh melebihi nilai intrinsik. Tetapi kalau semua dihitung intrinsik, ekosistem ekonomi kreatif macet. Padahal soal ini menyangkut kesehatan bisnis olahraga.
Tersimpulkan dalam laporan, “Namun, jika merujuk pendapatan suporter per bulan dengan nilai upah minimum kabupaten/kota (UMK) dari seluruh kontestan Liga 1 musim ini, harga jersei dengan kualitas tertinggi setara rerata 14 persen dari pendapatan pendukung per bulan.”