Saya pangling mendapati mi kering bikinan Sukoharjo, Jateng, di dapur. Jenama tetap Sari Rasa namun gambar kapal terbang (duh, istilah jadul) dan tank tak mencolok.
Saya gagal mengingat, saat saya kecil mi kering itu apa mereknya, karena saya hanya ingat ada gambar kapal terbang berbaling-baling. Label mi itu saya tempel pada sampul buku tulis.
Versi gambar kapal udara (ya, ini istilah arkais) ditambah tank muncul kemudian tetapi saya tak tahu apakah itu dari produsen yang sama. Namun dari dari produsen yang sama, dengan merek bergambar versi baru, yang di dapur itu, masih ada versi lama di lokapasar dengan gambar utama pesawat terbang (cukup diringkas “pesawat”) dan tank.
Saya tak habis pikir kenapa kapal terbang, lalu tank, menjadi merek makanan yang tak menyasar anak-anak.
Kalau gambar lokomotif untuk wingko babat Semarang saya merasa dapat memahaminya. Itu penganan untuk oleh-oleh, bukan bekal perjalanan. Gambar sepur menunjukkan kesungguhan dalam membawa buah tangan, hasil perjalanan jauh. Sebelum ada bus malam, kereta api adalah andalan.
Apa hubungan dapur dengan pesawat, termasuk pesawat tempur, beserta tank, juga (mungkin) kapal perang? Saya tak tahu apakah dapur militer punya preferensi merek.
Soal perlambang memang menyangkut alam pikir pemilik merek. Orang luar hanya dapat menebak dan menafsirkannya, dengan risiko meleset.
Jika menyangkut alat transportasi sebagai merek bahan dapur, ada satu hal yang mengundang tanya: dari mobil sampai pesawat tak mencitrakan cecap lidah. Anda ingat Moto cap Mobil?
¬ Sumber gambar di luar gambar utama: Tokopedia