Pukul empat seperempat sore, cuaca cerah, jalanan di luar maupun dalam kompleks sepi, cuaca sangat panas dan amat menggerahkan. Suhu 31° C tetapi terasakan sebagai 36° C.
Karena mendadak saya harus berjalan kaki ke minimarket dan akhirnya juga dua warung, saya pun tak memakai topi. Sepulang mengantar istri, mobil kadung saya parkir di rumah. Sudah begitu kaus dan celana saya hitam, lebih menyerap panas. Maka kaus pun basah kuyup.
Bukankah itu biasa? Ya. Kenapa mengeluh? Makin tua mungkin saya berubah. Secara ekstrem tak seperti masa kanak-kanak hingga remaja bahkan saat kuliah, panas menyengat pun saya jalani meskipun tak berarti menikmati.
Maka tadi selagi jalan sepi saya iseng menghibur diri: mengamati bayangan yang saya ikuti, seperti masa kecil dulu, namun kali ini sambil memotreti langkah.
Saat saya bocah tak dapat melakukannya karena belum ada ponsel berkamera. Saya terlalu cepat lahir tetapi tak menyesalinya, lalu sepanjang memungkinkan dan tak membuat malu melakukan keisengan yang dahulu tak mungkin terpenuhi.
Selalu ada endapan dorongan kekanak-kanakan dalam diri pria dewasa. Bersyukurlah orang yang dapat menuntaskannya, tanpa mengganggu orang lain.
2 Comments
Apa bisa tuntas toh, Paman? 🤭
Mmmm 🙈