Bu Sayur Keliling ini menjadi pengusung iklan yang awet justru karena payungnya dia pertahankan, dia rawat, sehingga tetap layak pakai padahal sudah robek dan memudar. Meskipun tabloid Motor Plus versi cetak sudah tamat pada 2018, setelah terbit selama 19 tahun, jejak promosionalnya pada payung masih terkelilingkan pada 2023.
Gerobak sayur sebagai transit ad tanpa kontrak pemasangan tampaknya tak pernah dihitung. Kenapa? Karena berupa payung, jika tanpa perjanjian, masa pemampangan dan peredarannya tak dapat dipegang. Ketika payung rusak atau direnggut angin kencang, promosi pun usai.
Kini lihatlah slogan Motor Plus pada payung: lebih tahu, tahu lebih. Ketika dibawa oleh penjual sayur keliling jadi cocok, karena selain membawa tempe si penjual juga membawa tahu. Ketika gerobak tiba di rumah kesekian, tahunya kadang lebih, kadang kurang.
Tentang payung promosi, salah satu yang mengesankan saya adalah dari Software Alliance yang dipakai para pengojek payung di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin, Jakarta, dua puluh tahun silam. Isinya: hadiah Rp10 juta bagi pelapor penggunaan peranti lunak bajakan.
2 Comments
Tentang pengojek payung, mereka, anak-anak, muncul juga di kedai istri saya. Untuk jarak sekitar 30 meter dari kedai ke jalan besar, mereka memperoleh paling sedikit Rp 5.000 per penumpang eh per orang yang dipayungi.
Oh ya? Menarik. Sekalian sediain payung promo buat mereka dari Mbak Lies. Ada tulisan ojek payung supaya gak dikira suvenir buat pengudap.