Sri Mulyani itu orang luar

Anak buah berlaku lajak, SMI yang dirujak, dibilang omdo. Itulah repotnya menangani birokrasi. Gaya hidup korps bisa mengganggu.

▒ Lama baca < 1 menit

Dirjen Pajak Suryo Utomo dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati

“Kesian ya Bu Sri Mulyani itu, Mas. Anak buah yang brengsek, dia yang dirujak. Lalu ada yang maido, halah dia juga punya motor gede. Berarti nggak konsisten. Juga dibilang omdo, anak buahnya nggak taat pajak. Ruwet juga,” kata Kamsi mengawali obrolan pagi.

“Bentar, bentar, Jeng,” sahut Kamso, “yang jadi masalah bukan mogenya tapi pamernya secara berkelompok, pake nama yang nyambung sama instansi, Belasting Rijder, bukan Kortsluiting Rijder.”

Kamsi tertawa, lalu menirukan mulut suaminya saat mengucapkan “kor-slèit-ing” dengan bibir mecucu. Mulut seperti bilang “u” tetapi berbunyi “èi”.

“Tapi aneh juga, kok SMI bubarin klub motor itu. Emang sih, klub tenis meja dan badminton, kalo ada di Kemenkeu, nggak bakalan dibubarin, bahkan misalnya sering pamer sekalipun,” kata Kamso lagi.

Lalu mereka membahas gaya hidup pegawai tinggi di kementerian dan BUMN dan mungkin bank sentral. Kadang tak terhindarkan, karena ada pakem tak tertulis tentang gaya hidup, sehingga orang yang naik level harus ikut. Belajar golf, misalnya, difasilitasi. Ikut klub eksklusif juga.

Lantas secara serampangan Kamso menyimpulkan, “Siapapun menterinya, dirutnya, kalo kultur udah kebentuk di lembaga tinggi dan BUMN, mereka nggak bisa ngubah, apalagi kalo gaya hidup pemimpin teratas sama dengan pegawai tingginya.”

“Ah masa sih?”

“Menteri dan dirut itu orang luar, bukan pegawai karier kayak dirjen dan direktur teknis. Namanya orang luar ya tahu diri, terlalu jauh ngatur gaya hidup bawahan bisa dimusuhin. Padahal jadi menteri bisa dicopot presiden kapan aja, jadi dirut tergantung maunya menteri atas nama bongkar pasang BOD melalui RUPS.”

“Halah Mas, Mas… Kok kayak ngerti banget. Emang pernah kerja di lingkungan mereka? Jangan suka fitnah, Mas!”

¬ Gambar praolah: Kemenkeu

Orang bijak eh pajak taat pajak

6 Comments

junianto Selasa 28 Februari 2023 ~ 13.38 Reply

Menteri seperti SMI datang (paling lama lima tahun) dan pergi, para pejabat “lokal” perginya setelah pensiun.

BTW Mas eh Om Kamso jangan suka fitnah. Gibah saja.😁

Pemilik Blog Selasa 28 Februari 2023 ~ 16.06 Reply

Namanya juga jabatan nonkarier. Paling tinggi tuh dirjen, eselon satu. Kalo sekjen kayaknha ada yang dari luar. Pernah gitu, dari militer. Eh dirjen juga ding. Pada era Orba, Dirjen Politik Depdagri itu jenderal, dari BAIS.

Ini bukan gibah.

junianto Selasa 28 Februari 2023 ~ 16.10 Reply

Dan Kakansospol kota/kabupaten pun dijabat petinggi militer.

Tinggalkan Balasan