Halah dari nomor +44. Teman saya, orang Indonesia di Inggris, sudah pindah kerja ke Australia. Jadi nggak mungkinlah ada yang mengontak saya pakai nomor Britania Raya.
Si Bella, mungkin aslinya si Belang, ini menanya tanpa permisi, tanpa memperkenalkan diri. Setelah saya jawab pun, meskipun dia online, dia tak pamit sambil bilang sori.
Dua tahun lalu saya kerap menerima miscall dari Miss Call bernomor kode negeri +44. Akhirnya telepon dari nomor itu langsung saya tolak.
Bagaimana jika dia menelepon via WhatsApp? Apakah akan saya ladeni dengan video call seperti cara Mas Jun (bukan Herjuno melainkan Junianto)? Tidak.
Saya tak mau dia melakukan video recording atau bikin screen capture lalu memfitnah saya. Bukankah memfitnah itu lebih kejam daripada tidak memfitnah?
Tadi saya sebut Suriname kemudian Lesotho. Kalau terhadap telemarketer ngeyel biasanya saya persilakan datang ke kantor saya. Mereka antusias tetapi kemudian jadi mengerut, mungkin disertai merengut, kalau saya sebut saya bekerja di Waikabubak, atau Konawe, atau Bener Meriah.
Hampir semuanya bertanya itu di Jaksel atau Jakarta mana. Menarik juga soal pengetahuan umum orang di Pulau Jawa terhadap luar Jawa. Tak beda dengan dari fitnah stereotipikal terhadap wong Amrik, yang membagi dunia menjadi Amerika dan luar Amerika.
2 Comments
Nah, saya sendiri baru tahu tentang Lesotho ini https://id.wikipedia.org/wiki/Lesotho
BTW, mengapa Paman memilih Lesotho, dan bukannya negara lain? 😁
Spontan aja. Lichtenstein juga bisa. Lithuania juga.