Saat saya pamitan pulang, kepada pasangan sepuh yang saya kunjungi untuk mengucapkan selamat Natal sore tadi, air kemasan yang masih tersisa banyak itu saya minta untuk saya bawa pulang. Untuk bekal perjalanan, kata saya, apalagi saya berjalan kaki.
Tuan rumah malah ingin menambahi supaya saya tak kehausan di jalan. Tentu saya tolak karena sebotol sudah cukup.
Sebetulnya alasan utama bukan itu. Karena saya tak mampu menghabiskan minuman selama bertamu, maka daripada saya hanya merepoti tuan dan nyonya rumah dengan air sisa yang akan dibuang atau untuk menyirami tanaman, minuman itu saya bawa pulang.
Ke rumah tetangga saat pertemuan RT pun saya lakukan hal yang sama. Bedanya, terhadap Pak RT saya berterus terang. Di rumah, air itu saya minum. Botolnya saya sisihkan karena ada yang bersedia menampung.
4 Comments
π kereen π. Air putih sangat berharga, jangan dibuang. Botol plastik pun bisa di-recycle.
Puji syukur makin banyak orang yang aware mengenai hal ini. π₯°
Bumi ini bukan (cuma) warisan anak cucu, tapi juga utang kita kepada anak cucu. π
Saya juga sering begituπ
Kadang, kalau berdua dengan istri bertamu, tuan rumah menyuguhi dua gelas air teh manis padahal perut kami penuh, kami berdua minum dari satu gelas. Satu gelas teh lainnya utuh, biar dihabiskan tuan/nyonya rumah atau anggota keluarganya setelah kami pulang.
Hore. Punya teman πππΆππ