Ya, selalu aman jika makanan warna-warni menggunakan bahan pewarna untuk makanan yang diizinkan Kementerian Kesehatan.
Pewarna berbahaya, misalnya rhodamin B untuk pewarna tekstil, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, “dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati” (Β¬ Klub Pompi, BPOM) .
Laman informasi Pemkab Batang, Jateng, Juni lalu menyebutkan rodhamin B dipakai untuk banyak kerupuk yang beredar di wilayah itu (Β¬ Kanal Berita, Pemkab Batang).
Pagi ini istri saya membeli dua kantong kerupuk warna-warni @ Rp5.000. Enak. Gurih. Renyah. Apakah kerupuk ini menggunakan pewarna yang aman? Mana saya tahu. Saya tidak punya alat pengetesan. Harapan saya sih kerupuk tanpa label merek dan sonder tabel info nutrisi ini aman.
Seperti umumnya konsumen, saya kadang membiarkan tubuh sendiri menjadi laboratorium dan mencit, dengan dalih pemaaf, “Halah, nggak setiap hari makan ini kok.”
Mungkin karena itu pula pemerintah cenderung lebih peduli kesehatan makanan produk UMKM pada saat menjelang Lebaran. Inilah masa frekuensi masyarakat membeli jajanan, dan volumenya, meningkat. Padahal pada hari biasa, masyarakat juga membeli camilan dan minuman berwarna dengan perisa.
Tetapi taruh kata kerupuk ini menggunakan pewarna aman untuk makanan, sebagai gorengan juga tak sehat jika kita menyantap banyak dan rutin, apalagi kita tak tahu minyaknya sudah dipakai berapa kali.
Repot ya jadi rakyat. Industri rumahan pun tega meracuni konsumen yang boleh jadi adalah tetangga sendiri.
6 Comments
Makanan/cemilan yang ‘meragukan’ begini, boleh lah dinikmati, tapi jangan sering-sering. Ehehe. Dan pastinya, mendoa dulu sebelum makan, agar tidak terjadi apa apa dengan tubuh kita, dan kalaupun ada zat toksin, bisa diatasi dengan mudahnya oleh hati. Salam syehat ehehe ππͺ
Detox dengan hati ππππ
Yah, apa boleh bikin, dimakan saja seraya berharap tak mengandung bahan berbahaya, pewarna dan lainnya, plus pede bahwa kita akan tetap sehatπͺ.
Ada mitos, kekebalan tubuh rakyat yang suka makan sembarangan itu lbh tinggi drpd wong brΓ¨wu yang perutnya kikrik π
π π€£π€£ ini benul juga Mas. π
Saya selalu punya kisah klasik yang membosankan. Dulu pernah waktu mahasiswa menduduki DPR (1998), wartawan asing yang masih culun gak berani jajan. Wartawan asing senior, sebagian veteran, nyaman aja beli es doger dan makan rujak potong yang tangan penjualnya tanpa sarung tangan. Para veteran sudah mengalami meliput perang di Afrika dan Indocina dan wilayah lain yang kotor ππ