Sudah setahun lem super itu, ada juga yang menyebut lem Korea, saya simpan dalam kulkas. Tadi saya keluarkan lem itu untuk merelakan karet saput pengki putih, dan ketika tube saya pencet pun jadi penyok. Artinya isi di dalamnya belum mengeras.
Tetapi ketika tutup tube saya putar, oh macet. Pangkal leher tube saya putar juga macet. Sudah melekat mati. Padahal lem yang ini sejak masuk kulkas belum pernah saya buka. Lem lainnya, seangkatan beda merek, yang masuk kulkas setelah saya pakai, bulan lalu masih dapat saya gunakan sampai habis. Saya tak tahu kenapa bisa begitu.
Ya sudahlah. Nanti beli lem lagi. Lalu saya coba lagi memasukkannya ke kulkas. Kelak saya lihat hasilnya.
Lem super, yang versi mula berjenama Super Glue, memang sakti sekaligus merepotkan. Tetesan lem pada celana jin setelah mengering, mengeras, dan dicuci akhirnya membuat kain berlubang.
Begitu kuatnya daya rekat lem super ini sehingga tempo hari seorang korban harus datang ke markas damkar agar jarinya dapat dipisahkan dari benda lain (¬ Kompas.com). Atau bisa juga agar kedua jarinya yang saling menempel dapat direnggangkan karena beda media beda versi. Yang pasti produsen lem sudah mengingatkan agar produknya dijauhkan dari anak-anak.
Salah satu cara melepaskan lem dari dua jari yang terekat adalah menggunakan air dan garam.
2 Comments
Seingat saya, dahulu saya mulai menyimpan “lem G” dalam kulkas setelah baca PL Paman itu. Saya pernah nyimpen sekitar enam bulan, bahkan lupa, sampai kemudian ingat tatkala istri saya memerlukan lem G untuk kedainya. Saat saya ambil dari kulkas, kondisi bagus.
Syukurlah posting saya terbukti bermanpangat 🙏😇